PERSEDIAAN BARANG : PENGERTIAN DAN METODE PENCATATANNYA


Artikel yang terkait dengan judul :PERSEDIAAN BARANG : PENGERTIAN DAN METODE PENCATATANNYA

PERSEDIAAN BARANG : PENGERTIAN DAN METODE PENCATATANNYA ✓ Pada kesempatan ini akan dibahas mengenai persediaan barang dalam kaitannya dengan harga perolehan. Untuk selanjutnya, ayo kita belajar bersama mengenai hal tersebut.

Daftar isi:
1. Pengertian persediaan barang
2. Metode pencatatan persediaan barang

PERSEDIAAN BARANG : PENGERTIAN DAN METODE PENCATATANNYA

persediaan barang

Pengertian persediaan barang

Istilah yang dipakai untuk menunjukkan barang - barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan. Istilah yang digunkanan bisa dibedakan untuk usaha dagang, yaitu perusahaan melakukan pembelian barang dan menjualnya kembali tanpa adanya perubahan bentuk barang. Untuk perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang melakukan pembelian bahan kemudian merubah bentuknya untyk dijual. Secara umum istilah PERSEDIAAN BARANG digunakan untuk menujukkan barang - barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk dijual kembali atau dipakai untuk memproduksi barang - barang yang akan dijual. Untuk perusahaan dagang, suatau barang dibeli ditujukan untuk dijual kembali diberi judul persediaan barang. Pada perusahaan manufactur, persediaan yang dimiliki oleh perusahaan terdiri atas beberapa jenis yang berbeda.

Jenis persediaan yang dimiliki perusahaan manufactur adalah sebagai berikut.

a. Bahan baku dan penolong
Bahan baku merupakan barang yang nantinya akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah akan diikuti oleh biayanya. Sedangkan bahan penolong adalah barang yang juga akan menjadi bagian dari produk jadi namun untuk jumlahnya akan relatif kecil atau sulit diikuti oleh biayanya. Sebagai contoh bahan baku dan bahan penolong adalah: pada pembuatan mebel, bahan baku yang diperlukan adlah kayu, rotan, besi siku. Sedangkan untuk bahan penolongnya yang dibutuhkan adlah paku, dempul.

b).Supplies pabrik
Adalah barang yang memiliki fungsi untuk melancarkan proses produksi. Sebagai contoh adalah oli mesin, bahan pembersih mesin, dan lain lain.

c). Barang dalam proses
Adalah barang yang sedang dikerjakan, namun pada tanggal neraca barang tersebut belum selesai dalam pengerjaannya. Untuk bisa dilakukan penjualan perlu suatu proses lanjutan.

d). Produk selesai
Adalah barang yang sudah selesai dalam proses pengerjaannya dan menunggu untuk dijual.

Persediaan barang pada perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang, nilai persediaan akan mempengaruhi laporan keuangan baik itu neraca maupun laba rugi. Sehingga persediaan barang yang dimiliki oleh perusahaan selama satu periode harus bisa dipisahkan barang mana yang sudah bisa dibebankan sebagai biaya (HPP : Harga Pokok Penjualan) yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan laba rugi dan barang mana yang masih menjadi persediaan yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan neraca.

Metode pencatatan persediaan barang

Terdapat 2 metode pencatatan persediaan barang antara lain meliputi: metode fisik (periodical) dan metode buku (perpetual).

Metode fisik

Pada metode fisik persediaan mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada penyusunan tanggal laporan keuangan. Perhitungan fisik semacam ini dikenal dengan istilah stock opname. Perhitungan fisik dibutuhkan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada dan kemudian memperhitungkan jumlah harga pokok penjualannya. Pada metode fisik ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku, setiap pembelian barang akan dilakukan pencatatan dalam rekening pembelian. Oleh sebab tidak adanya catatan mutasi persediaan barang, maka harga pokok penjualannya tidak bisa untuk diketahui sewaktu - waktu. HPP baru bisa diketahui setelah dilakukan perhitungan pada akhir tahun.

Perhitungan harga pokok penjualan (HPP) adalah seperti yang berikut ini:

Persediaan barang awal tahun                     Rp.xx
Pembelian (netto)                                        Rp.xx +
Barang tersedia untyk dijual                       Rp.xx
Pesediaan barang akhir tahun                     Rp.xx -
Harga pokok penjualan                               Rp.xx

Permasalahan metode fisik persediaan yaitu jika manajemen akan menyusul laporan interim misalnya laporan bulanan, maka harus dilakukan perhitungan perhitungan fisik atas persediaan barang. Bagi perusahaan yang skalanya kecil mungkin tidak menjadi masalah karena jumlah persediaanya sedikit, namun apabila persahaan tersebut skalanya besar maka akan menjadi suatu masalah karena perhitungan fisik persediaan barang akan membutuhkan waktu yang lama dan akibatnya laporan keuangan akan terlambat.

Metode buku (perpetual)

Pada metode buku persediaan setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupkana buku pembantu persediaan. Rekening buku pembantu dapat diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang dipakai untuk mencatat persediaan terdiri atas beberapa kolom yang dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan dan saldo persediaan barang. Setiap kali ada perubahan dalam persediaan diikuti pencatatan dalam rekening persediaan, olehkarenanya jumlah persediaaan sewaktu-waktu bisa untuk diketahui berapa saldonya. Untuk metode perpetual persediaan ini akan memudahkan dalam menyusun neraca dan laba rugi interim (laporan jangka pendek) karena tidak lagi membutuhkan perhitungan fisik persediaan barang. Meskipun laporan keuangan neraca dan laba rugi dapat segera disusun dengan menggunakan metode ini, namun stock opname perlu dilakukan meskipun setahun sekali untuk mengetahui apakah jumlah fisiknya sesuai dengan yang ada di laporan persediaan. Apabila terdapat perbedaan antara stock opname dengan laporan persediaan barang maka perlu penelitian lebih lanjut mengenai penyebab perbedaan tersebut. Apakah selisih itu susut/normal/diselewengkan. Selisih yang terjadi tersebut akan dicatat dalam rekening selisih persediaan dengan rekening lawannya yaitu persediaan barang. Jika ternyata jumlah yang berada di dalam gudang lebih keci dari laporan persediaan, maka persediaan dikurangi dan sebaliknya. denagn demikia rekening HPP hanya kaan menunjukkan harga pokok barang -barang yang dijual. Selisih dari persediaan tidak termasuk dalam HPP, namun dicatat tersendiri. Jika dibandingkan dengan metode fisik persediaan karena harga pokok dihitung dengan metode selisih persediaan maka kekurangan atau kelebihan persediaan akan tercampur dalam harga pokok penjualan.

Apabila dibandingkan antara metode fisik dan perpetual maka metode perpetual lebih baik karena dapat mempermudah dalam menyusun laporan keuangan neraca dan rugi laba sekaligus dapat mengawasi barang yang ada di dalam gudang.

Baca juga : Pengertian Akun Modal Sendiri dan Pengertian dan Penggolongan Akun Aktiva

Demikianlah artikel akuntansi yang berjudul PERSEDIAAN BARANG : PENGERTIAN DAN METODE PENCATATANNYA yang semoga bermanfaat, terimakasih.

Untuk melihat artikel akuntansi seluruhnya di blog aanwijzing ini dapat dilihat di >>> akuntansi keuangan

Artikel www. Aanwijzing.com : Ayo membaca...!!! Lainnya :

Copyright © 2016 Aanwijzing.com | Google.com | Google.co.id | Design by Bamz | Powered by Blogger.