Perubahan Ekosistem (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10)


Artikel yang terkait dengan judul :Perubahan Ekosistem (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10)

Perubahan Ekosistem (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10) ✓ Dengan kecanggihan alat yang dimiliki manusia untuk mengeksploitasi alam sehinnga menjadikan alam tidak lagi diberi kesempatan untuk memperbaiki dirinya demi kepuasan nafsu sesaat. Apabial suatu saat nanti ikan sudah tidak ada lagi, sungai tidak lagi mengalir dan pohon juga tidak ada lagi, akhirnya manusia akan menyadari bahwa manusia tidak bisa memakan uang.

Harapan setelah belajar mengenai PERUBAHAN EKOSISTEM ini teman - teman lebih bisa memahami tentang dampak perubahan keseimbangan lingkungan terhadap kehidupan sebagai akibat ulah manusia dan bencana alam sehingga akan lebih arif dan bijaksana lagi dalam memanfaatkan sumber daya alam.

Daftar Isi:

A. Perubahan Keseimbangan Lingkungan
B. Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Keseimbangan Lingkungan
C. Pencemaran Lingkungan
D. Daur Ulang Limbah
E. Etika Lingkungan
F. Hidup Selaras dengan Lingkungan

Perubahan Ekosistem (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10)

Perubahan Ekosistem

A. Perubahan Keseimbangan Lingkungan

Teman - teman telah mengetahui bahwa mahkluk hidup dan lingkungannya tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, keduanya mempunyai keterkaitan atau hubungan timbal balik yang mana hubungan timbal balik antara komponen biotik dengan lingkungannya tersebut dipelajari secara khusus dalam ekologi. Istilah kata ekologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Ernest Haeckel (1834-1914) untuk mengkaji hubungan antara organisme dengan lingkungannya berada. Kehidupan yang ada di muka bumi sebetulnya adalah satu sistem ekologis. Oleh karena sebagai suatu sistem, maka semua komponen penyusunnya seperti halnya manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan akan saling memengaruhi komponen yang lainnya. Pengertian sistem ekologis itu apa? yaitu berfungsinya perpindahan energi dan daur biogeokimia pada suatu ekosistem. Berpindahnya energi tersebut disertai dengan adanya perpindahan zat dari air, tanah, dan udara ke organisme, lalu kembali ke air, tanah dan udara lagi. Lingkungan yang bisa menjamin kelangsungan sistem ekologi tersebut disebut lingkungan yang seimbang. Keseimbangan lingkungan bisa terjadi jika faktor biotik yang ada pada rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan juga piramida makanan berada dalam komposisi yang seimbang.

Keadaan lingkungan seperti itu yang akan menjamin terbentuknya ekosistem yang sehat. Seperti kita tahu bersama bahwa komponen lingkungan terdiri dari faktor biotik (tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme) dan faktor abiotik (tanah, air, udara, suhu). Tumbuhan memiliki peranan sebagai produsen, manusia berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme sebagai pengurai.

Mengapa keseimbangan ekosistem dikatakan tidak statis, karena komponen penyusun ekosistem bisa mengalami kenaikan ataupun penurunan jumlah populasi, tetapi dalam komposisi yang proporsional. Ekosistem seimbang ditopang oleh banyak alternatif lintasan yang bisa dilalui zat untuk terjadinya daur materi dan perpindahan energi. Apabila semakin banyak variasi jenis tumbuhan, herbivora, karnivora dan juga mikroba artinya akan semakin banyak lintasan zat. Hal itu mengakibatkan ekosistem tersebut semakin mantap keseimbangannya. Jika satu jenis tumbuhan berkurang, masih terdapat jenis tumbuhan yang lainnya sebagai produsen yang merupakan sumber makanan untuk herbivora. Demikian juha, jika hewan herbivora tertentu jumlahnya mengalami pengurangan masih ada jenis herbivora lainnya yang bisa untuk dimakan oleh hewan karnivora. Selanjutnya, jika ada jenis karnivora tertentu yang punah masih terdapat karnivora lain yang meneruskan perpindahan energi & zat dalam komunitas tersebut. Sebaliknya, jika di dalam komunitas hanya beberapa jenis organisme yang terbatas akan menjadi kurang stabil. Jika ada satu atau dua jenis organisme yang mengalami kepunahan tidak akan ada alternatif jalur yang bisa untuk dilalui oleh zat dan energi, oleh karenanya jika terdapat perubahan lingkungan maka akan ada yang mengalami kepunahan atau bahkan terdapat adanya pertumbuhan populasi yang tidak seimbang (booming populasi) .

Keseimbangan lingkungan akan tetap stabil dan juga akan tetap terjaga jika jumlah individu produsen lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah konsumen I, demikian pula untuk jumlah konsumen I harus lebih besar dari pada jumlah konsumen II, & seterusnya untuk jumlah konsumen II harus lebih besar dari pada jumlah konsumen III. Jika faktor biotik dan abiotik mangalami suatu perubahan maka keseimbangan lingkungan akan menjadi terganggu, sebagai contohnya karena akibat penggundulan hutan, bencana alam ada perburuan hewan secara liar. Kemampuan suatu lingkungan untuk dapat memperbaiki kembali komponen yang berkurang dikenal dengan sebutan kelentingan lingkungan. Kondisi lingkungan yang bisa memberikan kehidupan untuk organisme yang menempatinya dinamakan daya dukung lingkungan. Seluruh populasi pada ekosistem yang seimbang secara alamiah dibatasi oleh adanya populasi organisme yang lainnya, oleh karenanya tidak ada populasi yang tumbuh tanpa batas dan mendominasi populasi yang lainnya. Setiap populasi pada suatu ekosistem yang seimbang mempunyai kondisi maksimum dan minimum yang selalu berhubunan dengan populasi yang lainnya. Pada kondisi seimbang ekosistem kaya akan variasi komponen biotik dan abiotik yang memungkinkan terjadinya perpindahan energi dan daur zat berlangsung secara lancar. Dan apabila terdapat perubahan apapun, maka dengan sendirinya akan membentuk keseimbangan yang baru secara proporsional sesuai dengan perubahan tersebut. Hal tersebut bisa terjadi jika perubahan tersebut masih berada di dalam daya dukung dan daya lentingnya. Akan tetapi , jika perubahan ekosistem menjadikan suatu komponen tidak mempunyai fungsi maka aliran energi dan daur materi akan terganggu, yang kemudian pada akhirnya akan memengaruhi seluruh dari komponen ekosistem yang lainnya.

B. Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Keseimbangan Lingkungan

Putusnya rantai makanan di dalam suatu ekosistem merupakan kehancuran bagi seluruh makhluk hidup di ekosistem tersebut.Terwujudnya keseimbangan lingkungan jika terjadi keselarasan antara faktor biotik dan abiotik. Apabila terjadi gangguan di faktor biotik maupun faktor abiotik, maka keseimbangan lingkungan bisa mengalami gangguan.

Gangguan keseimbangan alam bisa dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

1. Faktor alami

Salah satu faktor yang menjadi penyebab gangguan keseimbangan lingkungan baik itu komponen biotik & komponen abiotik, antara lain meliputi: letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, rusaknya pantai, hilangnya terumbu karang & tumbuhan alga, kebakaran hutan, badai, bahkan tsunami bisa mengakibatkan terputusnya rantai makanan, yang menunjukkan bahwa keseimbangan lingkungan telah mengalami gangguan.

2. Faktor manusia

Dibanding dengan faktor biotik yang lainnya, manusia adalah komponen biotik yang memiliki pengaruh ekologi terkuat di biosfer bumi ini. Oleh sebab kemampuan yang dimiliki manusia untuk mengembangkan ilmu & teknologi, maka manusia memiliki pengaruh yang sangat besar baik itu pengaruh yang memusnahkan ekosistem ataupun pengaruh yang meningkatkan ekosistem. Dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya, maka manusia dapat mengubah lingkungan sesuai dengan yang diinginkan. Pembabatan dan pembakaran terhadap hutan menimbulkan dampak yang sangat luas yang mengakibatkan hilangnya humus tanah, ketandusan tanah, berkurangnya sumber air, dan terjadinya kerusakan tatanan ekosistem. Karena adanya kerusakan tatanan ekosistem maka akan menyebabkan migrasi hewan-hewan buas dari hutan ke wilayah perkampungan untuk memangsa hewan ternak bahkan manusia. Hewan gajah, babi hutan, dan juga hewan - hewan herbivora yang lainnya tidak akan sanggup untuk mempertahankan hidup di hutan yang rusak, hewan-hewan tersebut  akan bermigrasi ke arah perkampungan penduduk yang ada di sekitarnya dengan merusak tanaman budidaya manusia. Aktifitas manusia lainnya yg membuat terjadinya suatu perubahan keseimbangan lingkungan diantaranya adalah pencemaran sampah organik, pemakaian pestisida yang berlebihan, penebangan hutan, pembangunan permukiman, & limbah industri.

C. Pencemaran Lingkungan

Sumber daya alam (SDA) yang dieksploitasi secara besar-besaran akan mengakibatkan terjadinya peningkatan kerusakan ekosistem, sebagai contoh yaitu munculnya zat sampah yang menyebabkan terjadinya pencemaran.

Adapun untuk faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pencemaran antara lain:
1. adanya pertambahan penduduk yang tak terkendali (over population);
2. pesatnya perkembangan dan penyebaran teknologi;
3. adanya polutan dalam jumlah yang besar sehingga alam tidak bisa lagi untuk menetralisir.

Kapan terjadinya polutan? Apabila suatu zat:
  • kadarnya telah melebihi batas kadar normal atau ambang batas;
  • berada di waktu yang tidak tepat;
  • berada pada tempat yang tidak semestinya.
Sifat polutan antara lain:
  • Merusak untuk sementara dan sesudah bereaksi dengan lingkungan, zatnya tidak merusak lagi.
  • Merusak setelah jangka waktu tertentu, misalnya saja DDT dan Pb.
Untuk kadar yang rendah, DDT dan Pb tidak mematikan untuk manusia, namun apabila zat tersebut berada di dalam lemak untuk jumlah yang melebihi batas normal, maka akan menimbulkan kerusakan pada jaringan.

Pengelompokan pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:

1. Pencemaran air dan tanah

Pencemaran air terjadi disebabkan masuknya zat-zat yang menyebabkan kualitas air menjadi terganggu. Hal tersebut bisa terjadi pada sumber mata air, sungai, waduk, dan juga pada air laut. Pencemar air menurut jenis bahan bisa dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut.

a. Pencemaran biologi
Pencemar biologi dalam perairan yaitu:
1) Escherichia coli
2) Entamoeba coli
3) Salmonella typhi
4) Tumbuhan Pengganggu (Gulma)
5) Tumbuhan Eceng Gondok ( Eichornia crassipes )
6) Tumbuhan Paku Sampan ( Salvinia natans )

b. Pencemaran kimia
Pencemar kimia di perairan diantaranya adalah:
1). Zat-zat kimia
Misalnya saja pestisida, limbah industri, buatan, dan deterjen yang  seluruh dari hal tersebut bisa menjadikan buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup di perairan.
2 ). Limbah industri
Yang terdiri atas zat-zat radioaktif dan logam-logam berat, misalnya Cu, Hg (air raksa/merkuri), Pb (timah hitam), seng (Zn), Arsen (As), Kadmium (Cd), dan Kromium (Cr), serta Nikel (Ni).
Zar-zat tersebut bisa mengganggu organisme yang hidup di air lewat rantai makanan, zat tersebut akan mengalami perpindahan dari organisme satu ke organisme lainnya yang kemudian zat tersebut akan terkumpul pada konsumen yang menduduki piramida makanan paling atas. Untuk dosis tertentu akan berubah menjadi racun.
3 ). Pemakaian pestisida DDT
Pengendalian hama yang dengan memakai insektisida yang berupa DDT (Dikloro Difenil Trichlorothan) oleh para petani yang secara berlebihan akan menyebabbkan terjadinya pencemaran air dan tanah mengingat zat tersebut memiliki sifat sebagai berikut.
  • Jika masuk ke dalam tubuh suatu organisme, tidak bisa diuraikan (nonbiodegrada) sehingga menjadi menumpuk dalam air ataupun pada tanah.
  • Larut dalam lemak & dapat terjadi perpindahan ke organisme yang lain melalui aliran materi yang ada dalam rantai makanan, hal tersebut memungkinkan DDT bisa tertumpuk dalam tubuh manusia sehingga dapat merusak jaringan yang menyebabkan  kelelahan dan kejang-kejang otot. Jika dalam ekosistem air terjadi pencemaran DDT, akan terjadi rantai aliran DDT sebagai berikut.
rantai aliran DDT

c . Sampah organik
Beraneka macam sampah organik yang dibuang ke sungai, kolam, ataupun ke parit akan mengalami pembusukan oleh bakteri pembusuk yang banyak membutuhkan gas oksigen (O2). Hal tersebut menjadikan kadar oksigen (O2) air menjadi berkurang, menyebabkan plankton, hewan-hewan kecil, maupun hewan besar tidak bisa hidup lagi.

d. Terjadinya eutrofikasi
Disebabkan karena terjadinya pembusukan yang berlebihan di perairan yang disebabkan penimbunan senyawa nitrat (NO3). Ditambah lagi adanya penimbunan sisa-sisa pupuk yang lainnya di daerah pertanian yang akan menyebabkan tumbuh suburnya gulma.

2. Pencemaran udara

Terjadinya pencemaran udara karena adanya pembakaran yang tidak sempurna dari minyak bumi, batubara, asap rokok, dan gas-gas lain yang mencemari udara, contohnya gas CO, CO2, NO, NO2, SO, SO2, CH4, CFC3. Kadar polutan yang ada di udara dinyatakan dengan satuan ppm (part per million), yaitu jumlah cm3 polutan per m3 udara. Yang dimaksud dengan polutan disini bisa berbentuk partikel, cairan, ataupun berbentuk gas.
  • CO (Karbon Monoksida). Sebagai gas pembunuh, gas ini memiliki daya ikat terhadap hemoglobin yang jauh lebih tinggi daripada O2, sehingga akan mengganggu pengikatan O2 oleh darah. Jika di dalam darah antara 70-80% Hb mengikat CO bisa menyebabkan kematian. Contoh-contoh terbentuknya gas CO, antara lain. 1) Menghidupkan mesin mobil di dalam garasi tertutup. 2) Menghidupkan AC pada saat tidur di dalam mobil dengan keadaan kaca yang tertutup.
  • CO2 (Karbon Dioksida). Gas ini bersama mikroorganisme, debu, dan titik-titik air akan berkondensasi membentuk awan. Awan memiliki sifat bisa ditembus oleh energi panas, sehingga suhu udara yang berada di permukaan bumi akan meningkat. Kadar CO2 0,033% yang ada di udara akan dimanfaatkan oleh tumbuhan hijau untuk fotosintesis, namun jika kadar tersebut berlebih maka hewan dan tumbuhan akan rusak.
  • Gas CFC di atmosfer mengikat O radikal (Ox) sehingga hanya bentuk O2, hal tersebut menjadikan jumlah O3 (ozon) menjadi menurun.
  • Gas NO, NO2, SO, dan SO2. Gas-gas tersebut dapat menimbulkan terjadinya gangguan pada sistem pernapasan, sedangkan NO3 apabila masuk ke ekosistem tanah dan air akan menyebabkan terjadinya eutrofikasi. Gas-gas ini juga bisa berkondensasi dengan partikel-partikel yang lain beserta titik-titik air sehingga terbentuklah zat asam, dan jika turun bersama air hujan terjadilah hujan asam.
  • CFC (Chloro fluorocarbon) CFC terdapat pada gas pendingin AC, kulkas, dispenser, dan kosmetik. Gas CFC adalah suatu gas yang sulit sekali untuk terurai, dan jika  masuk ke dalam atmosfer akan mampu mengikat lapisan ozon. Hal tersebut yang dikhawatirkan oleh manusia sedunia, mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan lapisan ozon yang merupakan selimut bumi dengan fungsinya yaitu mencegah radiasi sinar ultraviolet ke bumi. Jika kadar CFC terlalu tinggi, lapisan ozon bisa semakin tipis bahkan berlubang, hal seperti ini yang akan membahayakan bumi.

3. Pencemaran suara

Pencemaran suara dikarenakan karena adanya suara bising yang berlangsung secara terus-menerus. Satuan kekuatan suara disebut dengan satuan desibel (dB). Berikut adalah gambaran tentang polusi udara, antara lain.
a. Percakapan normal : 40 dB
b. Keributan : 80 dB
c. Suara kereta api : 95 dB
d. Pesawat jet lepas landas : 150 dB

Suara yang timbul jika melebihi kadar bisa menyebabkan gangguan pada pendengaran dan mempengaruhi sistem metabolisme antara lain:
a. perubahan tekanan darah,
b. gangguan jantung,
c. perubahan denyut nadi,
d. stress
e. kontraksi perut.

4. Pencemaran benda-benda radioaktif

Penyebab pencemaran radioaktif yaitu benda-benda radioaktif, debu radioaktif yang berasal dari ion nuklir serta reaktor-realtor atom. Bahaya yang ditimbulkan, adalah radioaktif sinar alfa (α), sinar beta (β), sinar gamma (λ). Dampak yang ditimbulkan dari zat radioaktif yaitu terjadinya perubahan struktur zat serta pola reaksi kimianya yang bisa merusak sel tubuh. Jika hal tersebut terjadi pada gen akan menyebabkan terjadinya mutasi gen dan bisa juga menyebabkan kanker.

5. Pencemaran sosial-budaya

Tidak tersaringnya kebudayaan asing yang masuk menjadikan tergesernya nilai budaya suatu daerah tanpa disadari, ditambah lagi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya.

D. Daur Ulang Limbah

Manusia melakukan aktifitasnya maka akan menghasilkan limbah yang bisa menimbulkan suatu permasalahan untuk lingkungannya. Sebagai contohnya adalah limbah dari kegiatan industri, pertanian, pertambangan, transportasi dan juga dari kegiatan rumah tangga. Pengelompokan limbah berdasarkan jenisnya menjadi 2 macam yaitu limbah organik dan limbah anorganik.
Yang dimaksud limbah organik adalah merupakan limbah yang bisa mengalami proses penguraian secara alamiah, sebagai contohnya adalah sisa hewan dan tumbuhan. Limbah anorganik adalah limbah yang berasal dari sumber daya alam tidak terbaharui dan susah untuk diuraikan secara alamiah oleh mikroorganisme, sebagai contoh limbah anorganik adalah minyak bumi, plastik, kaleng, dan botol.

Penerapan teknologi Effektive Microorganisme 4 (EM-4) adalah teknologi alternatif yang memberikan peluang untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman pertanian. EM-4 di dalam tanah secara sinergi menekan terhadap populasi hama dan penyakit,kesuburan tanah menjadi meningkat, dan membantu mempercepat perombakkan zat organik kembali ke dalam tanah.
Salah satu cara untuk mengelola limbah organik dan limbah anorganik yaitu dengan cara proses daur ulang limbah menjadi benda-benda yang bermanfaat. Daur ulang limbah juga memiliki potensi besar untuk mengurangi timbunan, biaya pengelolaan, dan juga pembuangan akhir. Sebagai contoh kegiatan manusia yang termasuk kegiatan daur ulang limbah misalnya pemulungan sampah, usaha daur ulang sampah di rumah tangga , serta pengomposan. Limbah organik bisa dimanfaatkan baik itu yang secara langsung atau tidak langsung sebab perlu adanya pemrosesan terlebih dahulu. Contoh limbah organik adalah sisa sayur, sisa buah, potongan rumput, daun-daun, kertas, dan sisa makanan, serta kotoran hewan atau manusia.

Berikut merupakan cara pengelolaan limbah organik dengan cara didaur ulang.
  • Pemanfaatan langsung, sebagai pakan ternak seperti sisa tumbuh-tumbuhan, sayuran, & makanan.
  • Pengomposan (Composting), yaitu cara pengolahan terhadap limbah organik yang mengunakan bantuan mikroorganisme yang menghasilkan kompos yang mana kompos adalah pupuk yang memiliki nilai karena bisa untuk dipasarkan.
  • Menjadi bentuk lain yang lebih bermanfaat , sebagai contohnya limbah serabut kelapa dijadikan kerajinan tangan berupa keset. Pemanfaatan sampah plastik misanya sebagai hiasan atau dibuat menjadi pot, dan rak peralatan rumah tangga. Pembuatan biogas yang berasal dari kotoran hewan & manusia sebagai bahan bakar rumah tangga.
  • Menjadi bentuk semula yg bermanfaat, untuk contohnya dalam hal ini yaitu limbah kertas yang berasal dari perkantoran, rumah tangga ataupun pembungkus kacang dijadikan kertas kembali.
Limbah anorganik bisa digunakan melalui proses mendaur ulang. Limbah anorganik yang masih bisa dilakuakn daur ulang, misalnya saja plastik, logam, dan kaca. Limbah anorganik bisa di daur ulang dengan cara sebagai berikut.
  • Menjadi bentuk lainnya yang bermanfaat, contohnya limbah kaleng dimanfaatkan untuk kerajinan tangan yang memiliki nilai seni, misalnya mobil-mobilan dan lampu hias.
  • Menjadi bentuk asal yang bermanfaat, contohnya limbah plastik diproses kembali menjadi alat-alat rumah tangga, seperti halnya ember, piring, gelas dan juga cangkir.
Pengolahan limbah anorganik pada umumnya antara lain bisa melalui proses sanitasi lahan (sanitary landfill), pembakaran (incineration), penghancuran (pulverisation).
  • Sanitary landfill, suatu metode pengelolaan limbah secara terkontrol dengan sistem sanitasi yg baik.
  • Pembakaran, limbah anorganik berupa zat padat perlu dibakar dalam sebuah reaktor sampah dengan tujuan untuk menurunkan jumlah timbunan sampah padat.
  • Penghancuran, tuuannya adalah untuk merubah bentuk limbah menjadi yang lebih kecil sehingga akan lebih mudah dimanfaatkan.

E. Etika Lingkungan

Seiring dengan perkembangan teknologi tidak dipungkiri sudah berhasil membawa manusia untuk menaklukkan dan merajai bumi. Jika manusia memiliki pandangan seperti kalimat di atas, akan terjadilah pengeksploitasian terhadap sumber daya alam baik hayati maupun non-hayati. Hal tersebut menandakan bahwa manusia bukan merupakan bagian dari lingkungan dan hal tersebut akan menyebabkan terjadinaya bencana dari alam itu sendiri.

Oleh sebab itu, agar tidak terjadi bencana alam maka perlu untuk diterapkan etika lingkungan, dimana manusia memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk melestarikan keseimbangan lingkungan baik lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik. Pengelolaan terhadap sumber daya alam dengan bijaksana adalah faktor utama dalam memelihara berlangsungnya keseimbangan lingkungan. Kebijakan moral manusia dalam pergaulannya dengan lingkungan untuk memelihara & mengelola keseimbangan dikenal dengan sebutan etika lingkungan. Dengan adanya etika lingkungan maka manusia akan memelihara hubungan antara manusia dengan manusia, antara manusia dengan lingkungannya, dan hubungan manusia dengan Allah sebagai penciptanya. Disini juga berlaku pola selaras, serasi, & seimbang.

F. Hidup Selaras dengan Lingkungan

Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari peran serta lingkungan, sebagaimana manusia adalah bagian dari lingkungan, yang secara bersama-sama dengan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang telah menjadi satu mata rantai yang tidak terpisahkan. Dengan demikian, manusia harus memanfaatkan sumber daya alam secara tepat, supaya lingkungan tetap lestari. Pengelolaan lingkungan hidup adalah pengelolaan yang terpadu dalam hal pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, dan pemuliaan, serta pengembangan lingkungan hidup. Supaya tujuan tersebut bisa tercapai maka perlu dilakukan hal-hal seperti yang berikut ini
  • Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan pembangunan manusia yang seutuhnya.
  • Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana supaya seluruh sumber daya alam dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak seproduktif mungkin dan menekan pemborosan seminimal mungkin.
  • Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup, oleh karena itu pengembangan sumber daya alam senantiasa harus disertai dengan usaha untuk menjaga kelestarian tata lingkungan.
  • Melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang.
  • Pemerintah lewat Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 mengenai Analisis Dampak Lingkungan diantaranya, memberikan kewajiban kepada para pengelola & pemilik pabrik untuk menyelenggarakan sebuah studi kelayakan teknis dan ekonomis serta analisis dampak lingkungan yang bisa dipertanggungjawabkan.
  • Melakukan perlindungan kepada negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang menimbulkan kerusakan & pencemaran lingkungan. Di Bab II pasal 4 UU No. 23 Th. 1997 diterangkan bahwa sasaran dari pengelolaan lingkungan hidup yaitu sepert yang berikut ini: 1). Tercapainya keselarasan, keserasian, & keseimbangan antara manusia & lingkungan hidup. 2). Terwujudnya manusia Indonesia sbg insan lingkungan hidup yg mempunyai sikap dan tindak untuk melindungi serta membina lingkungan hidup. 3). Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa mendatang. 4). Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup. 5). Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana. 6). Terlindunginya NKRI dr dampak usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yg menimbulkan pencemaran & kerusakan pada lingkungan hidup.
Baca juga : Monera dan Protista
Perubahan Ekosistem
Selengkapnya pelajaran biologi kelas X ada di >> Rangkuman Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10

Demikianlah artikel biologi tentang Perubahan Ekosistem (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10) yang semoga bermanfaat. Terimakasih.

Artikel www. Aanwijzing.com : Ayo membaca...!!! Lainnya :

Copyright © 2016 Aanwijzing.com | Google.com | Google.co.id | Design by Bamz | Powered by Blogger.