5. SYARAT TUMBUH TANAMAN ALPUKAT
5.1. Iklim Yang Cocok untuk Budidaya Tanaman Alpukat
6. PEDOMAN BUDIDAYA TANAMAN ALPOKAT
6.1. Pembibitan Tanaman Alpukat
1) Persyaratan Bibit yang Baik
Bibit Alpukat yang baik di antaranya yang berasal dari
- Buah yang sudah cukup tua.
- Buahnya tidak jatuh hingga pecah.
- Pembuatan bibit tanaman yg lebih dr satu jenis utk menjamin kemungkinan adanya persarian bersilang.
2) Penyiapan Bibit Alpukat
Pembibitan pada umumnya dilakukan secara generatif dan vegetatif, untuk generatif melalui biji dan vegetatif melalui penyambungan pucuk/enten dan penyambungan mata/okulasi. Dari cara tsb, bibit yg didapatkan dr biji kurang menguntungkan sebab tanaman akan berbuah lama yaitu sekitar 6-8 tahun dan ada kemungkinan buah yang dihasilkan akan berbeda dengan sifat induknya. Sedangkan utk pembibitan tanaman avokad dr hasil okulasi ataupun pembibitan dr hasil enten lebih cepat berbuahnya yaitu sekitar 1- 4 tahun & buah yg dihasilkannya mempunyai sifat yang sama dengan induknya.
3) Teknik Penyemaian Bibit Avokad
a) Penyambungan pucuk (enten)
Sebaiknya pohon pokok yang pakai dalam teknik enten adalah tanaman yang umurnya antara 6-7 bulan/ bisa juga yang telah berumur 1 tahun, tanaman berasal dari biji yang berasal dari buah yang telah tua dan masak, tinggi 30 cm/kurang, dan yang utama jaringan pada pangkal batang belum berkayu. Sebagai cabang sambungannya dipakai ujung dahan yang masih muda dan memiliki diameter sekitar 0,7 cm. Kemudian dahan tanaman dipotong dgn posisi miring sesuai celah yg ada pd pohon pokok dgn panjang kira-kira 10 cm, selanjutnya disisipkan ke dalam belahan di samping pohon pokok yang diikat/ dibalut. Untuk pengikatnya, bahan yang bagus yaitu pita karet, plastik, rafia/kain berlilin. Alangkahbaiknya penyambungan pada pohon pokok dilakukan serendah mungkin agar tidak bisamuncul kuncup di tanaman pokok. Kemudian enten-enten yang sudah disambung tersebut diletakkan di tempat yang teduh, tidak berangin, dan lembab. Penyiraman dilakukan setiap hari, dan sebagai langkah pencegahan terhadap serangan penyakit sebaiknya tanaman tersebut disemprot fungisida.
Di waktu musim kering biasanya hama tungau putih akan menyerang, sehingga kita perlu mencegahnya dengan semprotan kelthane. Biasanya bibit alpukat tlah dpt dilakukan pemindahan ke kebun stlh berumurnya 9 - 16 bulan, dan proses pemindahannya sebaiknya dilakukan pada saat awal-awal musim hujan
b) Penyambungan mata (okulasi)
Bibit yang dibuat dengan okulasi dilakukan pada saat pohon pangkal berumur 8-10 bulan. Utk mata yg akan diokulasikan diambil dr dahan yg harus sehat, dgn umur 1 tahun, serta matanya terlihat jelas. Waktu yang terbaik untuk menempel adalah pada waktu kulit batang semai mudah dilepaskan dari kayunya. Caranya yaitu kulit pohon pokok disayat dengan panjang kira-kira 10 cm dan lebarnya 8 mm. Kemudian kulit tersebut dilepaskan dari kayunya & sekanjutnta ditarik ke bawah lalu dipotong sekitar 6 cm. Kemudian disayat sebuah mata dgn sedikit kayu dr cabang mata (enthout), kayu dilepaskan secara perlahan-lahan tanpa merusak mata. Kulit yang ada matanya selanjutnya dimasukkan di antara kulit dan kayu yang telah disayat pada pohon pokok dan ditutup lagi, tapi perlu diingat bahwa mata jangan sampai tertutup. Kemudian balut seluruhnya dengan memakai pita plastik. Biasanya apabila dalam waktu 3-5 hari matanya masih berwarna hijau, itu menandakan bahwa penempelan berhasil. Apabila berhasil maka dalam waktu 10-15 hari setelah penempelan, dibuka tali plastiknya. Batang pohon pokok tanaman dikerat melintang dgn kedalaman setengah diameternya, sekitar 5-7,5 cm di atas okulasi, kemudian dilengkungkan, dengan demikian pertumbuhan mata bisa lebih cepat.
Sesudah batang yang keluar dari mata mencapai ketinggian 1 m, maka bagian pohon pokok yang dilengkungkan tersebut dilakukan pemotongan yang letaknya tepat di atas okulasi dan lukanya diratakan, dan selanjutnya ditutup dengan parafin yang telah dicairkan. Pohon okulasi tersebut bisa kita pindahkan ke kebun sesudah umurnya mencapai 8-12 bulan dan waktu terbaik proses pemindahan yaitu pada waktu permulaan musim hujan. Dlm perbanyakan cara vegetatif yg perlu kita perhatikan adl menjaga kelembaban udara spy tetap tinggi (+ 80%) & suhu udara di tempat penyambungan jangan terlalu tinggi (antara 15-25 derajat C). Selain dari pada itu, jangan dilakukan pada musim hujan lebat serta terlalu banyak terkena sinar matahari langsung. Bibit yang berupa sambungan membutuhkan penyiraman secara rutin dan pemupukan dilakukan 2 minggu sekali. Pemupukan dapat berbarengan dengan penyiraman, yaitu dengan cara melarutkan 1-1,5 gram urea/NPK ke dalam 1 liter air. Pupuk daun dapat juga diberikan dengan dosis sesuai anjuran dalam kemasan. Sedangkan untuk pengendalian hama dan penyakit dilakukan saat perlu saja.
6.2. Pengolahan Media Tanam Alpukat
Tanaman alpukat membutuhkan lahan yg dikerjakan dgn baik; harus bersih dr pepohonan, semak belukar, tunggul-tunggul bekas tanaman, serta batu-batu yg mengganggu. Kemudian lahan dicangkul yang dalam atau ditraktor, kemudian dicangkul halus 2-3 kali. Proses pengerjaan lahan sebaiknya dilakukan pada waktu musim kering sehingga penanaman nantinya bisa kita dilakukan pada awal atau pada waktu musim hujan.

6.3. Teknik Penanaman Alpukat
1) Pola Penanaman Tanaman Avokad
Pola penanaman alpuket disarankan dilakukan scr kombinasi antara varietas-varietasnya. Hal tsb dikarenakan umumnya varietas tanaman avokad tdk bisa melakukan penyerbukan mandiri, kecuali varietas ijo panjang yg mmpunyai tipe bunga A. Terdapat dua tipe bunga dr bberapa varietas alpukat di Indonesia, yaitu tipe A & tipe B. Varietas yang tergolong tipe bunga A misalnya varietas ijo panjang, varietas ijo bundar, varietas merah panjang, varietas merah bundar, waldin, butler, benuk, dickinson, puebla, taft, dan juga hass. Sedangkan utk yg tergolong tipe B misalnya varietas collinson, yon, nabal, itszamma, winslowsaon, fuerte, dan lganter, serta queen. Penyerbukan silang hanya terjadi antara ke-2 type bunga. Oleh sebab itu, penanaman aavokad dlm suatu lahan sebaiknya dikombinasi antara varietas yg memiliki tipe bunga A & tipe bunga B sehingga bunga-bunganya dapat saling menyerbuki antara yang satu sama yang lainnya.
2) Pembuatan Lubang Tanam
- Pembuatan lahan dilakukan dengan menggali tanah dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi masing-masing 75 cm. Lubang tersebut didiamkan dan dibiarkan terbuka selama kira-kira 2 mingguan.
- Tanah bagian atas dan tanah bagian bawah dipisahkan.
- Lubang tanam ditutup kembali dengan posisi seperti halnya semula. Untuk tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang kira - kira seberat 20 kg sebelum dimasukkan ke dalam lubang.
- Lubang tanam yang telah tertutup kembali selanjutnya dikasih ajir untuk memindahkan mengingat letak lubang tanam.
3) Cara Penanaman
Waktu yg tepat utk penanaman adl pada saat awal musim hujan dan tanah yang ada dalam lubang tanam tidak lagi mengalami penurunan. Hal yang harus kita perhatikan yaitu tanah yang ada dalam lubang tanam harus lebih tinggi dari tanah yang ada disekitarnya. Tujuannya yaitu untuk menghindari terjadinya genang air pada saat disirami atau pada waktu turun hujan. Langkah-langkah penanaman adalah sebagai berikut:
- Lubang tanam yg sudah ditutup, kmd digali lagi dgn ukuran sebesar wadah bibit.
- Selanjutnya bibit dikeluarkan dari keranjang atau polibag dengan menyayatnya supaya gumpalan tanah tetap utuh.
- Bibit dan tanah yg masihmenggumpal dimasukkan dlm lubang setinggi leher batang, kmd ditimbun & diikatkan ke ajir.
- Sebaiknya untuk setiap bibit alpukat diberi naungan dengan tujuan untuk menghindari sinar matahari secara langsung, terpaan angin, ataupun siraman air hujan. Naungan tsb dibuat miring dgn bagian yg tinggi di bagian timur. Peneduh ini mempunyai fungsi sampai tumbuh tunas-tunas baru atau lebih kurang 2-3 minggu.
6.4. Pemeliharaan Tanaman Alpukat
1) Penyiangan
Karena adanya unsur hara yang berada disekitar tanaman alpukat maka akan tumbuh gulma. Dengan adanya gulma tersebut maka akan terjadi ppersaingan dalam mendapatkann makanan, selain itu gulma juga merupakan tempat untuk bersarangnya hama dan penyakit. Dengan demikian, supaya tanaman bisa tumbuh secara baik maka gulma-gulma yang ada tersebut harus kita disiangi (dicabut) secara rutin.
2) Penggemburan Tanah
Karena adanya penyiraman tanah maka tanah yang ada akan menjadi padat dan kandungan udara yang ada di dalam tanah menjadi lebih sedikit. Dengan demikian efeknya adalah akar tanaman tidak bisa secara leluasa menyerap unsur hara. Untuk menghindarinya, maka tanah yang ada di sekitar tanaman harus digemburkan secara hati-hati supaya akarnya tidak putus.
3) Penyiraman
Bibit alpukat yang baru saja ditanam membutuhkan banyak air, dengan demikian penyiraman harus dilakukan setiap hari. Waktu yang tepat untuk menyiram yaitu pagi/sore hari, dan apabila hari hujan tidak perlu dilakukan penyiraman.
4) Pemangkasan Tanaman Alpukat
Pemangkasan terhadap cabang yaitu hanya dilakukan pada cabang-cabang yang tumbuh terlalu rapat atau ranting-ranting yang mati. Proses pemangkasan harus dilakukan dengan hati-hati supaya luka bekas pemangkasan terhindar dari infeksi penyakit dan luka bekas pemangkasan alangkah baiknya diberi fungisida/penutup luka.
5) Pemupukan Tanaman Alpukat
Dalam BUDIDAYA TANAMAN ALPUKAT / AVOKAD dibutuhkan program pemupukan yang baik dan juga teratur. Mengingat sistemperakaran pd tanaman alpukat, khususnya pa akar-akar rambutnya, hanya sedikit & pertumbuhannya kurang ekstensif maka pemberian pupuk harus agak sering dgn dosis yang kecil. Untuk jumlah pupuknya yang diberikan ke tanaman tergantung pada umur tanaman. Apabila program pemupukan tahunan memakai pupuk urea (45% N), TSP (50% P), dan juga KCl (60% K) maka untuk tanaman berumur muda (1-4 tahun) diberi pupuk urea, TSP, dan KCl, dengan dosis masing-masing sebanyak 0,27-1,1 kg/pohon, 0,5-1 kg/pohon dan 0,2-0,83 kg/pohon. Sedangkan utk tanaman umur produksi (5 thn lebih) pemupukannya adl dgn pupuk urea, TSP, dan KCl dengan dosis masing-masing sebanyak 2,22-3,55 kg/pohon, 3,2 kg/pohon, dan 4 kg/pohon. Pemupukan tanamaan alpukat sebaiknya diberikan sebanyak 4 kali dalam setahun. Hal ini karena tanaman alpukat hanya memiliki sedikit akar rambut, maka sebaiknya pupuk diletakkan sedekat mungkin dengan akar. Caranya adl dgn menanamkan pupuk ke dlm lubang sekitar 30-40 cm, yg mana lubang tsb dibuat tepat di bawah tepi tajuk tanaman, melingkari tanaman.
7. HAMA DAN PENYAKIT ALPUKAT
7.1. Hama pada Daun Alpukat
1) Ulat kipat (Cricula trisfenestrata Helf)
Ciri - ciri: Tubuhnya mempunyai panjang sekitar 6 cm, warnanya hitam bercak-bercak putih dan penuh dengan rambut putih. Kepala dan ekornya warnanya merah menyala. Gejala: Pada daun-daun tidak utuh dan terlihat ada bekas gigitan. Pada serangan yang parah, daun habis sama sekali namun tanaman tidak mati, dan akan terlihat adanya kepompong bergelantungan. Pengendalianyang dilakukan : Memakai insektisida yang mengandung bahan aktif monokrotofos atau Sipermetein, banyak terdapat di took pertanian.
2) Ulat kupu-kupu gajah (Attacus atlas L.)
Ciri - ciri: Ukuran sayap kupu-kupu bisa mencapai 25 cm dengan warna coklat kemerahan dan segitiga tansparan. Ulat berwarna hijau tertutup tepung putih, panjangnya sekitar 15 cm dan memiliki duri yang berdaging. Pupa berada di dlm kepompong yg berwarna coklat. Gejalanya: Sama dgn gejala serangan ulat kipat, tetapi kepompong tdk bergelantungan tertapi terdapat di antara daun. Pengendalian yang dilakukan adalah sama dengan pemberantasan ulat kipat.
3) Aphis gossypii Glov/A. Cucumeris, A. cucurbitii/Aphis kapas.
Ciri - ciri: tubuh berwarna hijau tua hingga berwarna hitam atau kunig coklat. Hama tsb mengeluarkan embun madu yg umumnya ditumbuhi oleh cendawan jelaga shg daun menjadi hitam dan semut menjadi berdatangan. Gejala yang ada: Pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Pada serangan yang parah tanaman menjadi kerdil dan terpilin. Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan disemprot memakai insektisida berbahan aktif asefat/.
4) . Kutu dompolanPutih (Pseudococcus citri Risso)/ Planococcus citri Risso
Ciri-cirinya adalah tubuhnya berbentuk elips, mempunyai warna coklat kekuningan hingga merah oranye, tertutup tepung putih, tubuhnya berukuran 3 mm, memiliki tonjolan di tepi tubuh dengan jumlah 14-18 pasang dan yang terpanjang adalah pada bagian pantatnya. Gejala yang muncul: Pertumbuhan tanaman alpukat terhambat dan kurus. Pada tunas muda, daun, tangkai buah, batang, tangkai bunga & buah yg terserang akan nampak pucat, tertutup massa berwarna putih, dan lama kelamaan menjadi kering. Pengendalian yang dilakukan adalah: Menyemprot dengan insektisida yang mengandung bahan aktif formotion, monokrotofos, dimetoat, atau karbaril.
5) Tungau merah (Tetranychus cinnabarinus Boisd)
Ciri-cirinya adalah: tungau betina tubuhnya berwarna merah tua/merah kecoklatan, sedangkan untuk tubuh tungau jantan berwarna hijau kekuningan/kemerahan. Terdapat beberapa bercak hitam, kaki dan bagian mulut putih, tubuhnya berukuran 0,5 mm. Gejala yang muncul: Pada permukaan daun berbintik bintik kuning yang kemudian akan berubah menjadi merah tua seperti karat. Pada bawah permukaan daun terlihat anyaman benang yang halus. Serangan yang parah bisa menyebabkan daun menjadi layu dan rontok. Pengendalian yang dilakukan adalah: menyemprot dengan akarisida yang mengandung bahan aktif dikofoldan, dengan dosis 0,6-1 liter/ha.
7.2. Hama pada Buah Alpukat
1) Lalat buah Dacus (Dacus dorsalis Hend.)
Ciri-cirinya yaitu: Mempunyai ukuran tubuh 6 - 8 mm dengan bentangan sayap 5 - 7 mm. Pada bagian dada berwarna coklat tua bercak kuning/putih sedangkan pada bagian perut berwarna coklat muda dengan pita coklat tua. Stadium larva berwarna putih pada saat masih muda dan kekuningan sesudah dewasa, panjang tubuhnya 1 cm. Gejala yang muncul yaitu akan terlihat bintik hitam/bejolan pada permukaan buah, yang merupakan tusukan hama sekaligus tempat untuk meletakkan telur. Bagian dlm buah berlubang & busuk sebab dimakan olehlarva. Pengendalian yg dilakukan adl dgn memakai minyak citronella/umpan protein malation akan membunuh lalat yg memakannya. Penyemprotan insektisida dpt dilakukan antara lain dgn memakai Hostathion 40EC yg berbahan aktif triazofos dengan dosis 2 cc/liter dan tindakan yang paling baik adalah memusnahkan semua buah yang terserang atau membalik tanah spy larva terkena sinar matahari & mati.
2) Codot (Cynopterus sp)
Ciri-cirinya yaitu: tubuh seperti kelelawar namun untuk ukurannya lebih kecil. Codot menyerang buah buahan di malam hari. Gejalanya: terdapat bagian buah yang terlihat berlubang bekas gigitan. Buah yang terserang hanya yang sudah tua saja, dan bagian yang dimakan yaitu pada daging buahnya saja. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan menangkap codot memakai jala atau dengan menakut-nakutinya memakai kincir angin yang diberi peluit sehingga bisa menimbulkan suara.
7.3. Hama pada Cabang/Ranting
1). Kumbang bubukCabang (Xyleborus coffeae Wurth /Xylosandrus morigerus Bldf).
Cirinya: berwarna coklat tua dan berukuran 1,5 mm. Warna dari larvanya adalah putih dan panjangnya sekitar 2 mm. Gejala yang ada: adanya lubang yang mirip terowongan pada cabang atau ranting. Terowongan tsb dpt menjadi semakin besar shg tanaman alpukat tdk dpt menyalurkan makanan ke daun, selanjutnya daun akan menjadi layu dan akhirnya cabang atau ranting tersebut mati. Pengendalian yang dilakukan: Cabang/ranting yang terserang dipangkas dan dibakar. Bisa juga dengan cara disemprot insektisida berbahan aktif asefat atau diazinon.
7.4. Penyakit yang disebabkan Jamur
1) Antraknosa
Penyebabnya adalah jamur Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) sacc. Yang memiliki miselium berwarna cokleat hijau hingga hitam kelabu dan warna dari sporanya adalah berwarna jingga. Gejalanya: Penyakit ini menyerang seluruh bagian tanaman, kecuali bagian akar. Bagian yg terinfeksi akan berwarna cokelat karat, kemudian daun, bunga, buah/cabang tanamanAlpukat yg terserang akan rontok. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan melakukan pemangkasan pada ranting dan cabang yang mati. Penelitian buahAlpukat dikerjakan agak awal (telah tua namun belum matang). Dapat juga dengan disemprot memakai fungisida yang berbahan aktif maneb.
2) Bercak daun atau bercak cokelat
Penyebabnya: cercospora purpurea Cke. atau dikenal jg dgn Pseudocercospora purpurea (Cke.) Derghton. Warna dari jamur tersebut adalah berwarna gelap dan sangat suka pada tempat yang lembab. Gejalanya: bercak cokelat muda dengan tepi cokelat tua di permukaan daun atau buah. Apabila cuaca lembab, bercak cokelat berubah menjadi bintik-bintik kelabu. Jika hal tersebut dibiarkan, maka lama-kelamaan akan menjadi lubang yang bisa dimasuki organisme yang lain. Pengendaliannya: penyemprotan fungisida yang mengandung benomyl,
3) Busuk akar dan kanker batang
Penyebabnya: Jamur Phytophthora yg hidup saprofit di tanah yg mengandung bahan organik, suka tanah basah dgn drainase yg buruk. Gejala: Apabila tanaman alpkat yg terserang akarnya maka pertumbuhannya tentu saja mengalami gangguan, tunas mudanya jarang tumbuh, & akibat yg paling fatal yaitu kematian pohon alpukat. Jika batang tanaman yang terserang maka akan terlihat perubahan warna kulit pada pangkal batang. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan memperbaiki drainase dan jangan sampai terdapat air yang menggenang/dengan membongkar tanaman yang terserang
kemudian diganti dengan tanaman yang baru.
4) Busuk buah
Penyebabnya yaitu: Botryodiplodia theobromae pat. Jamur ini akan menyerang jika terdapat luka
pada permukaan buah. Gejala yang muncul yaitu bagian yang pertama kali diserang adalah ujung
tangkai buahAlpukat dgn gejala adanya bercak berwarnaCokelat yg tdk teratur, yg selanjutnya akan menjalar ke bagian buah. Pada bagian kulit buah akan muncul tonjolan-tonjolan kecil. Pengendalian dengan menyemprotkan yang berbahan aktif Zineb, dengan dosis 2-2,5 gram/liter.
8. PANEN AVOKAD
8.1. Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri buah alpukat yang telah tua namun belum masak yaitu:
- warna kulit tua namun belum menjadi cokelat/merah dan tidak mengkilap;
- Jika buah diketuk dgn punggung kuku, menimbulkan bunyi yg nyaring;
- jika buah digoyang-goyang, akan terdengar goncangan biji.
Penetapan tingkat ketuaan buah tersebut membutuhkan pengalaman tersendiri. Sebaiknya perlu diamati padasaat bunga mekar hingga enam bulan kemudian, karena buah alpukat umumnya tua apabila sudah 6-7 bulan dari saat bunga mekar. Untuk memastikannya, maka perlu dipetik beberapa buah sebagai samplenya. Jika buah alpukat yang menjadi contoh tersebut masak dengan baik, itu bertanda bahwa buah tersebut telah tua dan siap untuk dipanen.
8.2. Cara Panen Alpukat
Pada umumnya cara memanen buah alpukat dilakukan secara manual, yaitu dengan dipetik memakai tangan. Jika keadaan fisik pohon tdk memungkinkan utk dipanjat, maka panen dpt dibantu dgn menggunakan alat/galah yg diberi tangguk kain/goni pada ujungnya/tangga. Waktu dipanen, buah alpukat sebaiknya dipetik/dipotong bersama sedikit tangkai buahnya (sekitar3-5 cm) utk mencegah memar, luka/infeksi pd bagian dekat tangkai buah.
8.3. Periode Panen Alpukat
Secara umum buah alpukat mengalami musim berbunga pada awal musim hujan, dan musim
berbuah lebatnya umumnya pd bulan Desember, Januari, & Februari. Di Indonesia yang kondisi alamnya cocok untuk BUDIDAYA TANAMAN ALPUKAT, musim panen bisa terjadi setiap bulan.
8.4. Prakiraan Produksi Alpukat
Produksi buah alpukat pd pohon-pohon yg tumbuh & berbuah baik dapat mencapai 70-80 kg/pohon/tahun. Produksi rata-rata yang bisa diharapkan dari setiap pohon berkisar 50 kg.
9. PASCAPANEN ALPUKAT
9.1. Pencucian
Tujuan dari proses pencucian adalah untuk menghilangkan segala macam kotoran yang menempel pada buah alpukat sehingga akan mempermudah penggolongan/penyortiran. Untuk cara pencuciannya akan tergantung pada jenis kotoran yang menempel.
9.2. Penyortiran
Penyortiran buahAlpukat dilakukan mulai masih di tingkat petani, tujuannya adl memilih buah yg baik dan memenuhi syarat, buah yang diharapkan yaitu yang memiliki ciri sebagai berikut:
- Tdk cacat, kulit buah harus mulus tdk ada bercak.
- Cukup tua namun belum matang.
- Ukuran buah seragam. umumnya dipakai standar dalam 1 kg terdiri dari 3 buah atau berbobot maksimal 400 g.
- Bentuk buah seragam.
9.3. Pemeraman dan Penyimpanan
Alpukat baru bisa dikonsumsi jika sudah masak. Untuk dpt mencapai tingkat kemasan ini diperlukan waktu sekitar 7 hari stlh petik (jika buah dipetik pd saat sdh cukup ketuaannya). Jika tenggang waktu tersebut akan dipercepat, maka buah harus dilakukan pemeraman terlebih dulu.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan untuk pasar lokal berbeda dengan yang untuk diekspor. Pada pemasaran di dlm negeri, buah alpukat dikemas dpt dgn menggunakan karung-karung plastik/keranjang, kemudian diangkut dengan menggunakan truk. Sedangkan pada kemasan untuk ekspor biasanya memakai kotak karton berkapasitas 5 kg buah alpukat. Sebelum dimasukkan ke dalam kotak karton, alpukat akan dibungkus kertas tissue, selanjutnya diatur sususannya dengan diselingi penyekat yang terbuat dari potongan
karton.
Demikianlah artikel yang berjudul BUDIDAYA TANAMAN ALPUKAT / AVOKAD yang semoga dapat bermanfaat. terimakasih telah berkunjung di blog Aanwijzing.com ini.