Cara Budidaya Jeruk Lengkap


Artikel yang terkait dengan judul :Cara Budidaya Jeruk Lengkap

Cara Budidaya Jeruk Lengkap – Untuk bisa membuat tanaman jeruk menghasilkan buah yang maksimal perlu kita budidayakan secara optimal. Pada kesempatan ini kita akan belajar bersama mengenai tips membudidayakan dan merawat tanaman jeruk. Kita akan belajar bagaimana sejarah singkat jeruk, jenis-jenis tanaman jeruk, manfaat jeruk, sentra penanaman, syarat tumbuh, pedoman budidaya budidaya jeruk, hama dan penyakit jeruk, panen jeruk serta pasca panen jeruk.

Cara Budidaya Jeruk Lengkap

Daftar Isi

Cara Budidaya Jeruk

1. SEJARAH SINGKAT TANAMAN JERUK

Tanaman jeruk merupakan tanaman tahunan yang asalnya dari wilayah Asia dan Cina diyakini sebagai tempat yang pertama kali tumbuhnya jeruk. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia merupakan peninggalan dari orang Belanda yang mendatangkan buah jeruk manis dan kepok dari wilayah Amerika dan Itali.

2. JENIS TANAMAN JERUK

Klasifikasi botani dari tanaman jeruk yaitu: 

- Divisi => Spermatophyta 
- Subdivisi => Angiospermae 
- Kelas => Dicotyledonae
- Ordo => Rutales
- Keluarga => Rutaceae
- Genus => Citrus
- Spesies => Citrus sp.

Jenis budidaya jeruk lokal di Indonesia antara lain jeruk Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L). yang terdiri atas Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis (C. auranticum L. dan C.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C. medica), jeruk besar (C.maxima Herr.) yang terdiri dari jeruk Nambangan-Madium & jeruk Bali. Jeruk untuk bumbu masakan yang terdiri dari jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk Purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C. hystix ABC). Jeruk varietas introduksi yang kebanyakan dibudidayakan yaitu varitas Lemon dan Grapefruit. Sedangkan untuk varitas lokal yaitu keprok medan, jeruk siem, bali, jeruk baby, nipis dan jeruk purut.

3. MANFAAT TANAMAN JERUK

Seperti kita tahu nahwa buah jeruk banyak mengandung vitamin c yang cukup tinggi. Manfaat jeruk dapat digunakan sebagai makanan buah segar dan makanan olahan. Untuk beberapa negara telah melakukan proses produksi minyak yang berasal dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol & pektin dari buah jeruk yang terbuang. Selain itu minyak kulit jeruk dapat dipakai dalam proses pembuatan sabun, minyak wangi, esen minuman dan sebagai campuran kue. Untuk beberapa jenis jeruk misalnya jeruk nipis dapat dipakai untuk obat tradisional penurun panas, untuk meredakan rasa nyeri saluran nafas bagian atas dan untuk penyembuh radang mata.

4. SENTRA BUDIDAYA BUAH JERUK

Di Indonesia sentra budidaya jeruk tersebar meliputi wilayah Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Pontianak (Kalimantan Barat) dan Medan (Sumatera Utara), Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar (Sulawesi Selatan).

5. SYARAT TUMBUH BUDIDAYA TANAMAN JERUK

5.1. Iklim dalam Budidaya Jeruk

Angin yang kecepatannya tinggi akan menyebabkan kerontokan pada bunga dan buah jeruk. Untuk dapat meyiasati kencangnya kecepatan angin yang tinggi perlu adanya tanaman penahan angin yang ditanam berderet tegak lurus dengan datangnya arah angin.

Tanaman jeruk membutuhkan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan) tergantung pada jenisnya. Tanaman ini sangat membutuhkan air yang memadai supaya tanahnya tetap lembab, ini sangat diperlukan karena digunakan untuk perkembangan bunga dan buah.

Untuk temperaturnya yang optimal yaitu antara 25-30 derajat celcius. Ada juga pada suhu 38°C masih bisa tumbuh dengan normal. Untuk jeruk keprok membutuhkan temperatur 20°C. Sedangkan untuk tingkat kelembaban yang optimum untuk pertumbuhan yaitu 70-80%. Semua jenis jeruk tidak suka terhadap tempat yang terlindung dari sinar matahari.

5.2. Media Tanam Budidaya Jeruk

Tanah yang baik untuk budidaya tanaman jeruk yaitu tanah lempung hingga tanah lempung berpasir dengan fraksi liat 7- 27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, mempunyai kandungan humus yang cukup, tata air dan udara yang baik. Jenis tanah yang sangat cocok untuk budidaya buah jeruk yaitu tanah Andosol dan Latosol. Untuk derajat keasaman tanah (pH tanah) yang optimal adalah 5,5–6,5 dgn pH optimum 6. Air tanah yang baik untuk budidaya buah jeruk yaitu pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah. Tanaman jeruk suka terhadap air yg memiliki garam sekitar 10%. Tanaman jeruk bisa tumbuh secara optimal yaitu di daerah yang mempunyai kemiringan sekitar 30 derajat.

5.3. Ketinggian Tempat yang Cocok untuk Budidaya Jeruk

Untuk tinggi dan rendahnya tempat dalam menanam jeruk tergantung pada jenis jeruknya, misalnya:

  • Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula ketinggiannya  antara 1–900 m dpl.
  • Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut ketinggiannya  antara 700-1.200 m dpl.
  • Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung ketinggiannya  antara 1–700 m dpl.Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat ketinggiannya antara 1-1.000 m dpl.
  • Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO ketinggiannya  antara 300–800 m dpl.
  • Jenis Siem ketinggiannya  antara  1–700 m dpl.
  • Jenis Purut ketinggiannya antara 1–400 m dpl.

6. PEDOMAN BUDIDAYA JERUK

Budidaya Tanaman jeruk

6.1. Pembibitan

1) Persyaratan Bibit Jeruk

Bibit jeruk yang umumnya ditanam adalah berasal dari perbanyakan vegetatif yang berupa penyambungan tunas pucuk. Bibit jeruk yang bagus adalah bibit yang bebas dari penyakit, mirip dengan sifat dari induknya (true to type), tumbuh subur, berdiameter batang 2-3 cm, permukaan batangnya halus, mempunyai akar serabut yang banyak, akar tunggang berukuran sedang dan mempunyai sertifikasi penangkaran bibit.

2) Penyiapan Bibit Jeruk

Bibit jeruk dibudidayakan bisa berasal dari cara generatif dan vegetatif.

3) Teknik Penyemaian Bibit Jeruk

a) Cara generatif

Biji jeruk diambil dengan cara memotong buahnya lalu diperas, kemudian kita ambil bijinya. Selanjutnya biji dikeringkan pada tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari sampai dengan lendirnya tidak ada lagi. Pada area persemaian mempunyai tanah yang subur.

b) Cara Vegetatif

Metode penyemaian dengan cara vegetatif yang umum dilakukan yaitu dengan teknik penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. Untuk kedua cara tersebut perlu mempersiapkan terlebih dahulu batang bawah (onderstam/rootstock) yang mempunyai perakaran kuat dan luas, mempunyai daya adaptasi lingkungan yang tinggi, tahan terhadap kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Untuk varietas batang bawah jeruk yang umum digunakan yaitu Japanese citroen, Cleopatra, Troyer Citrange, Rough lemon dan Carizzo citrange. 

6.2. Pengolahan Media Tanam

Tanaman jeruk bisa ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng. Apabila dalam budidaya jeruk ditanam pada area perbukitan perlu dibuatkan sengkedan/teras. Lahan yang akan ditanami adalah tanah yang bebas dari tanaman lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam jeruk bermacam-macam, tergantung pada jenis jeruknya:

  • Keprok dan Siem : jarak tanamnya 5 x 5 meter
  • Manis : jarak tanamnya 7 x 7 meter
  • Nipis : jarak tanamnya 4 x 4 meter
  • Grape fruit : jarak tanamnya 8 x 8 meter
  • Sitrun (Citroen) : jarak tanamnya 6 x 7 meter
  • Besar : jarak tanamnya (10-12) x (10-12) meter

Pembuatan lubang tanam hanya dibuat untuk tanah yang belum diolah dan pembuatannya 2 minggu sebelum dilakukan penanaman. Tanah yang pada bagian atas (kira-kira 25cm dari atas) dipisahkan dengan tanah yang berada di bawahnya. Pada tanagh yang berada pada lapisan atas dicampur dengan pupuk kandang sekitar 20 kilogram. Sesudah penanaman, tanahnya dikembalikan pasa tempat semula. Bedengan (guludan) berukuran 1 x 1 x 1 meter hanya dibuat apabila budidaya jeruk dilakukan di area persawahan.

6.3. Teknik Penanaman Jeruk

Penanaman bibit jeruk sebaiknya dilakukan pada musim hujan, akan tetapi dimungkinkan juga pada musim kemarau apabila tersedia cukup air untuk menyiraminya. Sebelum melakukan penanaman, ada hal yang perlu dilakukan yaitu:

  • Mengurangi jumlah daun dan cabang yang dirasa berlebihan.
  • Mengurangi jumlah akarakar.
  • Mengatur posisi akar supaya jangan sampai terdapat akar yang terlipat.

Setelah bibit jeruk ditaman, bibit kemudian disiram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas dari penyakit. Tata mulsa sedemikian rupa supaya tidak menyentuh sama batang jeruk sehingga akan terhindar kebusukan batang. Di sela - sela pohon jeruk, kita bisa melakukan tumpang sari dengan tanaman yang lainnya misalnya kacang-kacangan, lombok, dsb.

6.4. Pemeliharaan Tanaman Jeruk

  • Penyulaman dilakukan untuk tanaman yang tidak tumbuh. 
  • Penyiangan yaitu membersihkan gulma.
  • Pembubunan. Apabila ditanam pada tanah lereng, kita perlu memperhatikan apakah terdapat tanah di sekitar perakaran yang mengalami erosi. Penambahan tanah perlu dilakukan apabila pangkal akar tanaman jeruk mulai kelihatan. 
  • Pemangkasan. Tujuan dari pemangkasan yaitu untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang tidak sehat, kering atau tidak produktif. Tunas-tunas yang tumbuh pada awal dibiarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang nantinya akan membentuk tajuk pohon. Selanjutnya, setiap cabang mempunyai 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka dari pangkasan diberi fungisida atau lilin untuk menutupnya, tujuannya yaitu utk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan terlebih dahulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol.
  • Pemupukan. Berikut merupakan jenis pupuk dan dosisnya setelah penanaman: a).1 bulan: Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20 kg/tan; b).2 bulan: Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40 kg/tan; c).3 bulan: Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60 kg/tan; d).4 bulan: Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80 kg/tan; e).5 bulan: Urea=500; ZA=1000; TSP=125; ZK=500; Dolomit=100; P.kandang=100 kg/tan; f).6 bulan: Urea=600; ZA=1200; TSP=150; ZK=600; Dolomit=120; P.kandang=120 kg/tan; g).7 bulan: Urea=700; ZA=1400; TSP=175; ZK=700; Dolomit=140; P.kandang=140 kg/tan.; h).8 bulan: Urea=800; ZA=1600; TSP=200; ZK=800; Dolomit=160; P.kandang=160 kg/tan; i). lebih dari 8 bulan: Urea >1000; ZA=2000; Pupuk TSP=200; ZK=800; Kapur Dolomit=200; P.kandang=200 kg/tan.
  • Pengairan dan Penyiraman. Melakukan penyiraman jangan menggenangi batang akar. Pengairan tanaman jeruk paling tidak minimal dilakukan satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Namun apabila terjadi kekurangan air, lakukan pengemburan tanah dan tanah disekitar tanaman ditutup dengan menggunakan mulsa.
  • Penjarangan Buah. Jika tanaman jeruk buahnya lebat maka perlu dilakukan penjarangan , tujuannya yaitu agar pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah yang bagus. Penjarangan dilakukkan untuk buah yang terliaht sakit, tidak terkena sinar matahari dan buah yang berlebihan dalam satu tangkai. Kita dapat menghilangkan buah yang berda diujuang kelompok buah yang berada dalanm satu tangkai, kita dapat menyisakan 2-3 buah saja.

7. HAMA DAN PENYAKIT DALAM BUDIDAYA TANAMAN JERUK

Cara Budidaya Jeruk

7.1. Hama

1. Kutu loncat (Diaphorina citri.) 

  • Bagian tanaman yang diserang oleh hama ini yaitu bagian tangkai, kuncup daun, tunas, dan daun muda. 
  • Gejala yang muncul adalah tunas keriting, dan tanaman mati. 
  • Pengendalian hama ini adalah dengan menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Proses penyemprotan yaitu pada saat menjelang dan saat bertunas, Selain itu kita buang bagian yang terserang. 

2. Kutu daun.

  • Bagian tanaman yang diserang adalah pada bagian tunas muda dan juga bunganya.
  • Gejala yang muncul adalah pada daunnya menjadi menggulung dan membekas hingga daun menjadi dewasa. 
  • Pengendalian yang dilakukkan adalah dengan memakai insektisida yang berbahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC).

3. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.) 

  • Bagian tanaman yang diserang yaitu bagian daun muda. 
  • Gejala yang muncul dari hama ini yaitu alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, dan rontok.
  • Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menyemprotkan insektisida yang berahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon 45/30 EC). Selanjutnya daun dipetik dan kemudian dibenamkan ke dalam tanah. 

4. Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp) 

  • Bagian tanaman yang diserang oleh hama ini adalah tangkai, daun dan juga buahnya. 
  • Gejala yang muncul yaitu bercak keperak-perakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun tanaman jeruk.
  • Pengendalian yang dilakukan adalah dengan menyemprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran), Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).

5. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.) 

  • Bagian yang diserang oleh hama penggerek buah yaitu buahnya. 
  • Gejala yang muncul adalah adanya lubang yang mengeluarkan getah. 
  • Pengendalian yang dilakukan adalah dengan memetik buah yang sudah terinfeksi lalu gunakan  insektisida Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yg disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.

6. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.) 

  • Bagian yang diserang Helopeltis antonii. 
  • Gejala yang muncul adalah bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada bagian tunas dan buah muda, bercak disertai dengan keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis. 
  • Pengendalian yang dilakukan adalah dengan menyemprotkan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC), Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).

7. Ulat penggerek bunga dan puru buah.

  • Bagian tanaman yang diserang adalah pada bagian kuncup bunga jeruk manis atau jeruk besar. 
  • Gejala yang muncul adalah adanya bekas lubang-lubang yang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga gampang menjadi kerontokan, buah yang masih muda gugur sebelum buah menjadi tua. 
  • Pengendalian yang dilakukan adalah dengan menggunakan insektisida yang berbahan aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC). Lalu buang bagian yang diserang. 

8. Thrips (Scirtotfrips citri.) 

  • Bagian tanaman yang diserang yaitu pada bagian tangkai dan daun muda. 
  • Gejala yang muncul yaitu helai daun menebal, pada tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi berwarna hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan yang kadang-kadang disertai nekrotis.
  • Pengendalian yang dilakukan adalah dengagn menjaga supaya tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari bisa masuk ke bagian tajuk, hindari pemakaian mulsa jerami. Selanjutnya dapat mengunakan insektisida yang berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa bertunas.

9. Kutu dompolon (Planococcus citri.) 

  • Bagian tanaman yang diserang yaitu bagian tangkai buah. 
  • Gejala yang muncul adalah berkas berwarna kuning, mengering dan buah menjadi gugur. 
  • Pengendalian yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos (Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC). Selanjutnya cegah terhadap datangnya semut yang bisa memindahkan hama kutu.

10. Lalat buah (Dacus sp.) 

  • Bagian tanaman yang diserang adalah pad abagian buah yang hampir masak. 
  • Gejala yang muncul adalah adanya lubang kecil di bagian tengah, buah menjadi gugur, terdapat belatung kecil di bagian dalam buah.
  • Pengendalian yang dilakukan adalah dengan menggunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC) dicampur dengan Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate.

11. Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.) 

  • Bagian tanaman yang diserang adalah pada bagian daun, buah dan juga tangkai. 
  • Gejala yang muncul adalah daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur. Pada gejala serangan yang berat akan terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur. 
  • Pengendalian yang dilakukan adalah menggunakan pestisida Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Dichlorophos (Nogos 50 EC), Methidhation (Supracide 40 EC).

12. Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.) 

  • Bagian tanaman yang diserang adalah pada bagian daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah. 
  • Gejala yang muncul adalah pada bagian daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati.
  • Pengendalian yang dilakukan adalah dengan memperbaiki sanitasi kebun, mengurangi kelembaban perakaran. Selanjutnya memakai insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).

7.2. Penyakit Tanaman Jeruk

1. CVPD 

  • Penyebab penyakit ini adalah Bacterium like organism dnngan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian tanaman yang diserang yaitu pada bagian silinder pusat (phloem) batang. 
  • Gejala yang muncul yaitu pada daun jeruk menjadi sempit, kecil, lancip, buah kecil, rasanya asam, biji rusak dan pangkal buah oranye.
  • Pengendalian yang dilakukan adalah dengan menggunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu pemilihan lokasi untuk budidaya jeruk minimal 5 km dari kebun jeruk yang terkena serangan CVPD. Pakailah insektisida untuk vektor dan perlu diperhatikan sanitasi kebun yang baik.

2. Tristeza 

  • Penyebab penyakit ini adalah virus Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera.
  • Gejala yang muncul adalah lekuk batang, daun menjadi kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan menjadi terhambat. 
  • Pengendalian yang dilakukan adalah dengan memperhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman jeruk yang telah terserang, lalu lakukan pengendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau Cascade. 

3. Woody gall (Vein Enation) 

  • Penyebab penyakit inii adalah virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii. 
  • Gejala yang muncul adalah adanya tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun.
  • Pengendalian yang dilakukan adalah dengan menggunaan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan.

4. Blendok 

  • Penyebab penyakit ini adalah jamur Diplodia natalensis. Bagian yang diserang adalah batang atau cabang jeruk.
  • Gejala yang muncul adalah kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu menjadi keabu-abuan, kulit menjadi kering dan akhirnya mengelupas. 
  • Pengendalian yang dilakukan adalah dengan melakukan pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. dan juga diberi fungisida Benomyl dengan frekwensi 2 kali dalam setahun.

5. Embun tepung 

  • Penyebabnya adalah jamur Odidium tingitanium. Bagian yang diserang yaitu daun dan tangkai muda. 
  • Gejala yang muncul adalah terlihat seperti tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda. 
  • Pengendalian yang dilakukan adalah dengan menggunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot 25 EC).

6. Kudis 

  • Penyebab penyakit ini adalah jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian yang diserang yaitu daun, tangkai atau buah. 
  • Gejala yang muncul dari penyakit ini adalah munculnya bercak kecil jernih yg berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye. 
  • Pengendalian yang dilakukan adalah dengan melakukan pemangkasan secara teratur. Lalu gunakan Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate).

7. Busuk buah 

  • Penyebab busuk buah adalah Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian yang diserang yaitu buah jeruk. 
  • Gejala busuk buah yaitu adanya tepung-tepung padat yang berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit.
  • Pengendaliannya adalah dengan menghindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.

8. Busuk akar dan pangkal batang 

  • Penyebabnya adalah: jamur Phyrophthoranicotianae. Bagian yang diserang yaitu akar dan pangkal batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning. 
  • Gejala yang muncul adalah tunas tidak segar, tanaman menjadi kering. 
  • Pengendalian yang dilakukan adalah dengan pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah.

9. Buah gugur prematur 

  • Penyebab penyakit buah gugur prematur adalah jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian tanaman jeruk yang diserang adalah pada buah dan bunganya 
  • Gejala buah gugur prematur adalah dua-empat minggu sebelum panen buah gugur.
  • Pengendalian yang dilakukan adalah dengan memakai Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol. 

10. Jamur upas 

  • Penyebab amur upas  adalah Upasia salmonicolor. Bagian yang diserang jamur upas adalah batang. 
  • Gejala yang muncul adalah munculnya retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas.
  • Pengendalian yang dilakukan adalah kulit yang terlanjur terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum. Selanjutnya potong cabang yang terinfeksi.

11. Kanker 

  • Penyebabnya adalah bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri. Bagian tanaman yang diserang adalah pada bagian daun, tangkai, dan juga buah. 
  • Gejala yang muncul adalah bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah dgn diameter 3-5 mm. 
  • Pengendalian yang dilakukan adalah memakai Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu upaya untuk mencegah serangan ulat peliang daun yaitu dengan cara memasukkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.

8. PANEN BUAH JERUK

Cara Budidaya Jeruk

8.1. Ciri dan Umur Panen Jeruk

Panen buah jeruk umumnya dilakukan pada saat masak optimal, yaitu berumur antara 28–36 minggu, tetapi tergantung pada jenis/varietasnya.

8.2. Cara Panen Jeruk

Pemetikan buah jeruk menggunakan gunting pangkas. 

8.3. Perkiraan Produksi Buah Jeruk

Dalam budidaya buah jeruk rata-rata untuk setiap pohonnya dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun, dan terkadang hingga mencapai 500 buah per tahun.

9. PASCAPANEN BUAH JERUK

9.1. Pengumpulan

Pengumpulan buah jeruk yang dipanen di kebun dilakukan di tempat yang teduh dan bersih.

9.2. Penyortiran dan Penggolongan

Sesudah dilakukan pemetikan buah jeruk dan dikumpulkan, kemudian buah dilakukan disortasi/dipisahkan dari buah yang busuk. Untuk selanjutnya buah jeruk dikelompokkan sesuai dengan ukurannya.

9.3. Penyimpanan

Dalam menyimpan buah jeruk, pakailah tempat yang sehat dan juga bersih yang mempunyai suhu ruangan antara 8-10 derajat Celcius.

9.4. Pengemasan

Sebelum dilakukan pengiriman, buah jeruk dikemas di dalam keranjang bambu/kayu berukuran tebal yang tidak terlalu berat untuk kebutuhan lokal dan menggunakan kardus untuk ekspor. Pengepakan terhadap buah jangan terlalu padat supaya buah jeruk tidak rusak. Buah jeruk disusun sedemikian rupa sehingga di antara buah jeruk tersebut terdapat ruang udara bebas namun buah tidak bisa bergerak. Tempay untuk mengemas buah jeruk mempunyai kapasitas antara 50-60 kg.

10. STANDAR PRODUKSI DALAM BUDIDAYA BUAH JERUK

Jeruk keprok merupakan buah dari tanaman jeruk keprok (Citrus reticulata LOUR) yang memiliki kulit mudah dikupas. Jeruk keprok dikelompokkan ke dalam 4 (empat) ukuran yaitu kelas A, B, C dan D, berdasarkan pada berat setiap buah, yang masing-masing dikelompokkan ke dalam 2 (dua) jenis mutu, yaitu Mutu I dan Mutu II.

  • Kelas A: mempunyai diameter ˜ 7,1 cm atau ˜ 151 gram/buah. 
  • Kelas B: mempunyai diameter 6,1–7,0 cm atau 101–150 gram/buah
  • Kelas C: mempunyai diameter 5,1–6,0 cm atau 51–100 gram/buah
  • Kelas D: mempunyai diameter 4,0–5,0 cm atau ˜ 50 gram/buah

Pengemasan buah jeruk yaitu dengan memakai peti kayu. Pada bagian luar kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain: nama barang, golongan ukuran buah, jenis mutu, nama/kode perusahaan, berat bersih, negara/tempat tujuan, hasil Indonesia, daerah asal buah.

Artikel lainnya : CARA BUDIDAYA Tanaman JAHE dan BUDIDAYA Tanaman PISANG

Seluruh artikel budidaya tanaman ada link berikut: Artikel Budidaya Tanaman

Demikian artikel yang berjudul Cara Budidaya Jeruk Lengkap yang semoga bermanfaat. terimakasih telah mampir di blog Aanwijzing.Com ini.


Artikel www. Aanwijzing.com : Ayo membaca...!!! Lainnya :

Copyright © 2016 Aanwijzing.com | Google.com | Google.co.id | Design by Bamz | Powered by Blogger.