Ekosistem (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10)


Artikel yang terkait dengan judul :Ekosistem (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10)

Ekosistem (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10) ✓ Di alam ini tidak ada satupun organisme yang bisa hidup sendiri, terpisah dan juga terasing dari makhluk yang lainnya, termasuk di dalamnya manusia. Untuk bisa hidup, manusia membutuhkan makan dan tempat tinggal yang nyaman, maka manusia memerlukan kehadiran organisme yang lain sebagai penyedia makanan dan tempat untuk melakukan kegiatan untuk mempertahankan hidupnya. Dengan begitu, maka terjadilah hubungan antar organisme dengan sesamanya dan juga hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Ketergantungan yang saling mempengaruhi antara organisme dengan lingkungannya merupakan ekosistem yang akan kita pelajari bersama. Pada materi ini teman - teman akan mempelajari mengenai komponen ekosistem, peranan masing-masing komponen dalam perpindahan zat dan untuk kehidupan. Harapan setelah mempelajari bab ini adalah supaya kita bisa lebih mengenal tentang komponen-komponen penyusun ekosistem yang menunjang kehidupan di muka bumi.

A. Komponen Penyusun Ekosistem

Pada sebuah lingkungan terdapat adanya komponen penyusun ekosistem, yaitu komponen yang terdiri atas makhluk hidup dan lingkungannya. Adapun lingkungan yang menyertai suatu organisme bisa berupa organisme hidup (biotik) dan bisa juga bukan organisme. Pada dasarnya komponen penyusun ekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik.

1. Komponen abiotik

Komponen abiotik suatu ekosistem merupakan kondisi fisik dan kimia yang menyertai kehidupan organisme sebagai medium dan substrat kehidupan. Komponen abiotik terdiri atas segala sesuatu yang tidak hidup dan secara langsung berhubungan pada keberadaan organisme, antara lain meliputi:

a. Tanah
Peranan tanah bagi tumbuhan, hewan, dan juga manusia adalah sangat penting, sebagai tempat untuk tumbuh dan hidupnya tanaman, untuk melakukan aktivitas kehidupan, untuk tempat berlindungnya hewan tertentu seperti tikus dan serangga, serta mempunyai fungsi sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Kondisi atas suatu tanah ditentukan oleh derajat keasaman (pH), tekstur atau komposisi tanah yg mempengaruhi terhadap kemampuan tanah dalam melakukan penyerapan air, garam mineral dan juga terhadap nutrisi yang sangat penting untuk tanaman.

b. Air
Seluruh organisme hidup tidak bisa lepas terhadap ketergantungannya kepada air. Sesuai dengan kebutuhannya, air diperlukan organisme dan tergantung dari kemampuannya untuuk menghemat pemakaian air. untuk organisme yang hidup di habitat yang kering, biasanya mempunyai cara penghematan air. Keadaan air ditentukan oleh faktor-faktor berikut ini.
  • Salinitas atau kadar garam untuk makhluk hidup pada habitat air sangat berpengaruh.
  • Curah hujan mempunyai pengaruh terhadap jenis organisme yang hidup pada suatu tempat.
  • Penguapan air mempengaruhi adaptasi tanaman pada suatu tempat tertentu.
  • Arus air mempengaruhi jenis hewan dan tumbuhan yang bisa hidup di habitat air tertentu.
c . Udara
Udara sangat penting terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup/ organisme yang ada dimuka bumi ini. Seperti halnya pada manusia memerlukan udara untuk bernapas dalam sistem pernafasan pada manusia. Hal - hal yang mempengaruhi kondisi udara di suatu wilayah antara lain:
  • Cahaya matahari, hal ini sangat penting untuk proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan hijau untuk memberikan pasokan oksigen ke lingkungan sekitarnya.
  • Kelembaban, adalah kadar air yang ada di udara, kelembaban akan mempengaruhi kecepatan penguapan dan kemampuan bertahan hewan terhadap kondisi kekurangan air (kekeringan).
  • Angin, mempunyai pengaruh terhadap tumbuhan dalam hal sistem perakaran dan penyerbukan tanaman. 
d. Topografi
Pengertian topografi adalah variasi letak suatu tempat atau wilayah di permukaan bumi dilihat dari ketinggian dari permukaan air laut, garis bujur, dan garis lintang. Adanya perbedaan topografi menjadikan jatuhnya cahaya matahari menjadi berbeda, menyebabkan suhu, kelembaban, dan udara serta pencahayaan juga berbeda. Hal tersebut yang mempengaruhi persebaran organisme.

e . Iklim
Komponen abiotik berupa iklim merupakan kombinasi dari berbagai komponen abiotik pada suatu tempat, misalnya kelembaban udara, suhu, cahaya, curah hujan dan lain sebagainya. Kombinasi abiotik tersebut berhubungan dengan tingkat kesuburan tanah dan komunitas tumbuhan pada suatu tempat.

2. Komponen biotik

Merupakan komponen ekosistem yang terdiri dari organisme yang dikelompokkan menjadi.

a. Berdasarkan cara memperoleh makanan
1). Organisme autotrop
Adalah organisme yang mempunyai kemampuan untuk mengubah bahan anorganik menjadi organik (bisa membuat makanan sendiri). Pembagian organisme autotrop dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
  • Fotoautotrop adalah organisme yang bisa memanfaatkan sumber energi cahaya untuk mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Contohnya Fotoautotrop adalah tumbuhan hijau.
  • Kemoautotrop adalah organisme yang bisa menggunakan energi dari reaksi kimia untuk membuat makanan sendiri dari bahan organik. Contoh Kemoautotrop adalah bakteri nitrit dan nitrat
2). Organisme heterotrop
Adalah organisme yang mendapatkan bahan organik dari organisme lain. Contoh organisme heterotrop adalah hewan, jamur dan bakteri non autotrop.

b. Berdasarkan kedudukan fungsional dalam ekosistem (Niche)
1). Produsen, seluruh organisme autotrop.
2). Konsumen, seluruh organisme heterotrop. Contohnya adalah karnivora, herbivora dan omnivora.
3). Pengurai atau perombak, merupakan organisme yang dapat menguraikan organisme mati menjadi mineral atau bahan anorganik kembali. Sebagai contohnya adalah bakteri dan jamur.
4) Detritivora, merupakan organisme yang memakan bahan organik dan diubah menjadi partrikel organik yang lebih kecil strukturnya. Sebagai contohnya yaitu cacing tanah dan kumbang kotoran.

B. Organisasi Kehidupan dan Pola Interaksi

Organisme yang ada di sekitar kita melakukan interaksi yang saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya dalam berbagai bentuk. Satu organisme disebut sebagai individu, dan populasi adalah sekumpulan organisme sejenis yang melakukan interksi di tempat dan waktu yang sama. Jumlah individu sejenis yang terdapat pada satuan luas tertentu disebut kepadatan populasi. Antara populasi yang satu dengan populasi yang lainnya selalu terdapat suatu interaksi, baik itu yang terjadi secara langsung atau tidak langsung dalam suatu  komunitas. Pada suatu komunitas senantiasa terdapat adanya tumbuhan, hewan dan juga mikroorganisme. Organisasi kehidupan yg merupakan kesatuan komunitas - komunitas dgn lingkungan abiotik (fisik) tempat hidupnya membentuk suatu ekosistem. Seluruh ekosistem yang terdapat di dunia ini membentuk biosfer sebagai bagian permukaan bumi yang dihuni oleh suatu kehidupan.

Tujuan utama interaksi antar komponen berhubungan erat dengan kelangsungan hidup suatu organisme. Bertambahnya anggota populasi menimbulkan kepadatan menjadi bertambah, dengan demikian antar individu harus bersaing supaya kebutuhannya menjadi tercukupi. Persaingan antar individu dalam populasi mempunyai intensitas yang paling tinggi sebab mereka mempunyai persamaan kebutuhan hidup yang dinamakan kompetisi intraspesifik. Pada suatu komunitas, populasi yang satu akan melakukan interaksi dengan populasi yang lainnya. Bentuk interaksi antar populasi bisa berwujud kompetisi, predasi, simbiosis, dan antibiosis . Kompetisi antar populasi disebut kompetisi interspesifik yaitu jika kedua populasi menempati niche yang sama pada habitat yang sama. Misalnya saja, rumput ilalang dengan tanaman jagung di lahan petani. Interaksi antara rumput ilaalang dan tanaman jagung dapat menyebabkan terusirnya populasi tertentu, migrasi, adaptasi, dan juga kematian sehingga mempengaruhi kepadatan populasi pada suatu tempat. Berikut ini meupakan bentuk-bentuk interaksi dalam ekosistem lainnya yang meliputi rantai makanan, piramida ekologi, aliran energi, dan daur materi.

1. Rantai makanan

Kelangsungan hidup organisme memerlukan energi dari bahan organik yang dimakan. Bahan organik yang mengandung energi dan unsur-unsur kimia ditransfer dari satu organisme ke organisme lain berlangsung melalui interaksi makan & dimakan. Proses makan & dimakan antar organisme pada suatu ekosistem membentuk struktur trofik yang bertingkat - tingkat. Untuk setiap tingkat trofik merupakan kumpulan berbagai organisme dengan sumber makanan tertentu. Pada tingkat trofik yang pertama adalah kelompok organisme autotrop yang disebut sebagai produsen. Organisme autotrop adalah suatu organisme yang bisa membuat bahan organik sendiri dari bahan anorganik dengan bantuan sumber energi. Apabila memanfaatkan energi cahaya seperti cahaya matahari disebut fotoautotrop, contohnya adalah tumbuhan hijau dan fitoplankton. Jika memanfaatkan bantuan energi dari reaksi-reaksi kimia disebut kemoautotrop, misalnya saja bakteri sulfur, bakteri nitrit & bakteri nitrat. Untuk tingkat tropik kedua yaitu ditempati oleh berbagai organisme yang tidak bisa menyusun bahan organik sendiri yang disebut organisme heterotrop. Pada organisme heterotrop hanya menggunakan zat organik dari organisme lain sehingga disebut juga sebagai konsumen. Pembagian konsumen adalah seperti yang berikut ini.

a. Konsumen Primer
Organisme pemakan produsen atau disebut sebagai herbivora yang menempati tingkat trofik kedua.
b. Konsumen Sekunder
Organisme pemakan herbivora yang disebut sebagai karnivora kecil yang menempati tingkat trofik ketiga.
c . Konsumen Tersier
Organisme pemakan konsumen sekunder yang disebut karnivora besar yang menempati posisi tingkat trofik keempat.

Pada suatu ekosistem tidak selamanya mempunyai tingkat trofik yang sama sebab akan tergantung dari keanekaragaman pada suatu tempat. Akan tetapi, umumnya terdiri atas empat sampai lima tingkat trofik. Jalur makan dan dimakan dari organisme pada suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya yang membentuk urutan dan arah tertentu disebut sebagai rantai makanan. Penggolongan rantai makanan berdasarkan macam trofik pertamanya (produsen), rantai makanan dibedakan menjadi rantai makanan perumput dan rantai makanan detritus.
Rantai Makanan
Di suatu ekosistem secara umum tidak hanya terdiri atas suatu rantai makanan saja, namun lebih banyak dan komplek. Setiap organisme bisa jadi mengambil makanan dari berbagai organisme dari trofik di bawahnya pada rantai makanan yang sama atau rantai makanan yang lainnya. Sebagai contoh, organisme pemakan segala (omnivora) bisa saja memakan produsen dan konsumen dari berbagai tingkat trofik. Oleh karenanya, pada dalam suatu ekosistem hubungan makan dan dimakan saling berhubungan dan bercabang sehingga membentuk jaring-jaring makanan.

2. Piramida ekologi

Struktur trofik bisa disusun secara urut sesuai dengan hubungan makan dan dimakan antar trofik yang secara umum menunjukkan bentuk kerucut atau piramid. Gambaran atas susunan antar trofik dapat menggunakan dasar kepadatan suatu populasi, berat kering, ataupun pada kemampuan untuk menyimpan energi pada tiap trofik yang disebut piramida ekologi . Fungsi piramida ekologi adalah untuk menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik di suatu ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati oleh produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya adalah konsumen primer, sekunder, tersier sampai dengan konsumen puncak. Terdapat tiga macam piramida ekologi yaitu 1).piramida jumlah, 2).piramida biomassa dan 3).piramida energi. Gambaran ideal dari suatu piramida ekologi seperti yang berikut ini:
piramida ekologi
a. Piramida jumlah
Penentuan piramida jumlah yaitu didasarkan pada jumlah organisme yang ada pada satuan luas tertentu atau kepadatan populasi antar trofiknya dan mengelompokan sesuai dengan tingkat trofiknya. Perbandingan populasi antar trofik secara umum menggambarkan jumlah populasi produsen lebih besar dari populasi konsumen primer lebih besar dari populasi konsumen skunder lebih besar dari populasi konsumen tersier. Terkadang tidak bisa menggambarkan keadaan sebagaimana piramida ekologi. Contohnya, pada sebuah pohon asam terdapat jutaan hewan semut, puluhan kupu-kupu, ratusan lebah, dan juga terdapat sekelompok burung pemakan serangga.

b. Piramida biomassa
Dasar dari piramida biomassa adalah berdasarkan pada massa (berat) kering organisme dari tiap tingkat trofik persatuan luas areal tertentu. Biasanya perbandingan berat kering menunjukkan adanya penurunan biomassa pada tiap tingkat trofik. Perbandingan biomassa antar trofik belum bisa menggambarkan keadaan sebagaimana piramida ekologi.

c . Piramida energi
Dasar yg digunakan untuk menentukan piramida energi yaitu dengan cara menghitung jumlah energi tiap satuan luas yang masuk ke tingkat trofik dalam waktu tertentu, (misalnya  saja : per jam, per hari, per tahun). Piramida energi bisa memberikan penjelasan yang lebih akurat mengenai kecepatan aliran energi dalam ekosistem atau produktivitas pada tingkat trofik. Kandungan energi tiap trofik sangat dipengaruhi oleh tingkat trofiknya oleh karenanya bentuk grafiknya sesuai dengan piramida ekologi yang sesungguhnya di lingkungan. Energi yang dapat disimpan oleh individu tiap trofik dinyatakan dalam : k kal/m2/hari.
Di piramida energi nampak secara jelas adanya penurunan jumlah energi yang secara bertahap dari trofik terendah ke trofik yang berada di atasnya. Penurunan tersebut dikarenakan oleh hal-hal seperti yang berikut ini.
a) Hanya sejumlah makanan tertentu yang bisa untuk dimakan oleh organisme trofik di atasnya.
b) Beberapa bahan makanan yang sulit untuk dicerna, dibuang dalam kondisi yang masih terdapat energi kimia.
c) Hanya sebagian energi kimia dalam bahan makanan yang dapat untuk disimpan dalam sel dan sebagian yang lainnya untuk melakukan aktivitas sehari - hari.

Selain daripada itu bentuk piramida energi apabila dibandingkan pada suatu tempat dengan tempat lain, bisa diketahui efisiensi produktivitas pada kedua tempat tersebut.

3. Arus energi dan daur materi

Arus energi dan daur materi
Pada proses perpindahan selalu terdapat pengurangan jumlah energi setiap melewati tingkat trofik makan-memakan. Energi bisa berubah menjadi bentuk lain, misalnya menjadi energi kimia, energi mekanik, energi listrik, dan energi panas. Perubahan bentuk energi tersebut menjadi bentuk yang lain disebut transformasi energi. Sumber energi utama bagi kehidupan adalah sinar matahari. Masuknya energi cahaya matahari ke dalam komponen biotik yaitu melewati produsen ( organisme fotoautotropik ) yg berganti menjadi energi kimia yang tersimpan di dalam senyawa organik. Energi kimia selanjutnya mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat tropik lewat jalur rantai makanan. Energi kimia tersebut dipakai organisme yaitu untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kemampuan organisme-organisme dalam ekosistem untuk menerima dan menyimpan energi disebut produktivitas ekosistem. Adapun produktivitas ekosistem terdiri dari produktivitas primer dan produktivitas sekunder.

a. Produktivitas primer
Produktivitas primer adalah kecepatan suatu organisme autotrop sebagai produsen mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia dalam bentuk bahan organik. Hanya sebagian kecil energi matahari yang bisa diserap oleh produsen. Produktivitas primer tidak sama untuk setiap ekosistem, yang terbesar adalah terdapat pada ekosistem hutan hujan tropis dan ekosistem hutan bakau. Semua bahan organik yang dihasilkan dari proses fotosintesis pada organisme fotoautotrop disebut produktivitas primer kotor (PPk). Lebih kurang 20% dari PPK dipakai oleh organisme fotoautotrop untuk proses respirasi, tumbuh dan berkembang. Sisa PPK yang baru disimpan disebut sebagai produktivitas primer bersih (PPB). Biomassa organisme autotrop (produsen) diestimasi sekitar 50%-90% dari seluruh bahan organik hasil fotosintesis. Hal tersebut menggambarkan simpanan energi kimia yang bisa ditransfer ke trofik selanjutnya lewat hubungan proses makan dimakan pada suatu ekosistem.

b. Produktivitas sekunder
Produktivitas sekunder merupakan kecepatan dari organisme heterotrop mengubah energi kimia dari bahan organik yang dimakan menjadi simpanan energi kimia baru di dalam tubuhnya. Berpindahnya energi kimia dalam bahan organik dari produsen ke organisme heterotrop (konsumen primer) dipakai  untuk aktivitas hidup dan hanya sebagian yang bisa untuk diubah menjadi energi kimia yang tersimpan di dalam tubuhnya sebagai produktivitas bersih. Demikian pula untuk perpindahan energi ke konsumen sekunder dan tersier akan selalu menjadi berkurang. Perbandingan produktivitas bersih antara trofik dengan trofik-trofik di atasnya disebut efisiensi ekologi. Diperkirakan hanya kira - kira sebanyak 10% energi yang bisa ditransfer sebagai biomassa dari trofik sebelumnya ke trofik berikutnya.

4. Daur biogeokimia

Berbeda halnya dengan energi, materi kimia yang berupa unsur - unsur penyusun bahan organik ekosistem, berpindah ke trofik-trofik rantai makanan tanpa mengalami pengurangan, melainkan berpindah kembali ke tempat semula. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik lewat udara, tanah ataupun lewat air. Perpindahan unsur kimia dalam suatu ekosistem melalui daur ulang yang melibatkan komponen biotik dan abiotik ini  dikenal dengan nama daur biogeokimia. Hal tersebut menggambarkan adanya hubungan antara komponen biotik dengan abiotik pada suatu ekosistem. Daur biokimia antara lain meliputi : daur air, daur nitrogen, daur karbon, daur sulfur daur pospor, dan daur oksigen.

a. Daur air
Semua organisme hidup yang ada membutuhkan air untuk melakukan kegiatan hidupnya. Oleh sebab itu, ketersediaan adanya air di lingkungan hidupnya sangat vital dan mutlak bagi organisme hidup. Hewan mengambil air langsung dari air permukaan, tumbuhan & hewan yg dimangsanya, sedangkan untuk tumbuhan mengambil air dari air tanah dengan memanfaatkan akar yang dimilikinya. Manusia memakai kira-kira sekitar seperempat air tanah yang ada di daratan ini. Air keluar dari tubuh hewan dan manusia berwujud urin dan keringat, sedangkan untuk tumbuhan lewat proses transpirasi.
Daur air

b. Daur sulfur (Belerang)
Sulfur adalah bahan penting dalam pembuatan semua protein dan banyak terdapat di kerak bumi. Pada tumbuhan mengambil sulfur dalam bentuk dari tanah, sedangkan untuk hewan dan manusia untuk memperolehnya dari tumbuhan yang dikonsumsinya.

Daur sulfur
c . Daur fosfor
Unsur ini merupakan unsur kimia yang jarang ada di alam dan fospor merupakan faktor pembatas produktivitas ekosistem, serta merupakan unsur kimia yang utama dalam pembentukan asam nukleat, protein, ATP dan senyawa organik vital yang lainnya. Fosfor satu-satunya daur zat yang tidak berupa gas, dengan demikian daurnya tidak lewat udara. Mayoritas fosfor mengalir ke laut dan terikat pada endapan di perairan atau dasar lautan.
Daur fosfor
d. Daur nitrogen
Semua organisme membutuhkan unsur nitrogen yaitu untuk pembentukan protein dan berbagai molekul organik esensial yang lainnya. Sebagian besar unsur nitrogen ada di atmosfer yaitu dalam bentuk gas nitrogen (N2) dan untuk kadarnya adalah sekitar 78% dari seluruh gas yang ada di atmosfer. Gas nitrogen tersebut di atmosfer masuk ke dalam tanah lewat fiksasi nitrogen oleh bakteri (Rhizobium, Azotobacter, Clostridium), alga biru (Anabaena, Nostoc) & jamur (Mycorhiza) nitrogen yang masuk ke tanah lewat fiksasi diubah menjadi amonia (NH3) oleh bakteri amonia. Untuk proses penguraian nitrogen menjadi amonia dinamakan amonifikasi. Nitrogen yang masuk ke dalam tanah bersama dengan kilat dan juga bersama dengan air hujan yang berupa ion nitrat (NO3−). Amonia dari proses amonifikasi & mineralisasi yang dilakukan oleh bakteri nitrit (nitrosomonas dan nitrosococcus) dirombak menjadi ion nitrit (NO2−), kemudian ion nitrit tersebut dirombak bakteri nitrat (nitrobacter) menjadi ion nitrat (NO3−). Perombakan dari amonia menjadi ion nitrit, ion nitrit menjadi ion nitrat dinamakan nitrifikasi. Tumbuhan secara umum menyerap nitrogen dalam bentuk ion nitrat, sedangkan pada hewan mengambil nitrogen dalam bentuk senyawa organik (protein) yang terdapat pada tumbuhan dan pada hewan yang dimakannya.
Sebagian dari ion nitrat dilakukan perombakan oleh bakteri denitrifikasi (Thiobacillus denitrificans, Pseudomonas denitrificans) menjadi nitrogen. Nitrogen yang dihasilkan akan kembali ke atmosfer. Proses penguraian ion nitrat menjadi nitrogen disebut denitrifikasi.

e . Daur karbon dan oksigen
Unsur karbon yang ada di atmosfer berbentuk gas karbon dioksida (CO2), sedangkan unsur oksigen dalam bentuk gas oksigen (O2). Untuk tingkat konsentrasi dari gas CO2 yanga ada di atmosfer diperkirakan 0,03%. Karbon dioksida masuk ke dalam komponen biotik lewat organisme fotoautotrop (tumbuhan hijau) & kemoautotrop (bakteri kemoautotrop) dalam proses fotosintesis dan kemosintesis. Karbon selanjutnya tersimpan sebagai zat organik dan berpindah lewat rantai makanan, respirasi dan ekskresi ke lingkungan. Sedangkan, gas oksigen (O2) masuk ke komponen biotik lewat proses respirasi untuk  membakar bahan  makanan, kemudian dihasilkan karbon dioksida (CO2). Daur karbon berhubungan erat dengan daur oksigen di alam kita ini.
Daur karbon dan oksigen

5. Suksesi ekosistem

Suatu komunitas berkembang secara bertahap dari komunitas pioner yang sederhana sampai komunitas klimaks yang seimbang. Pada proses perkembangan komunitas terjadi pergantian beberapa spesies oleh spesies lainnya dalam kurun waktu tertentu supaya tercapai pertumbuhan yang stabil, peristiwa ini dikenal dengan sebutan suksesi. Komunitas terakhir dan stabil yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya disebut komunitas klimaks. Berdasarkan pada tipe proses terbentuknya suksesi dikelompokkan menjadi tipe serialtipe siklis. Perhatikan contoh yang  berikut ini:

a.Tipe Serial terjadi pada bekas muntahan letusan gunung prosesnya adalah seperti yang berikut ini:
Tipe Serial
b. Tipe siklis ditemukan pada wilayah yang mengalami perubahan lingkungan secara periodik, seperti daerah pantai sebab adanya pasang surut secara berkala. Prosesnya yaitu sebagai yang berikut.
Tipe siklis
Menurut macamnya suksesi dapat dibedakan menjadi suksesi primer dan suksesi sekunder.
a. Suksesi primer. Terjadi suksesi primer yaitu jika kerusakan pada komunitas menjadikan komunitas awal lenyap total & terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan yang ada sebelumnya. Contohnya adalah suksesi yang terjadi sesudah adanya letusan Gunung Krakatau di tahun 1883.
b. Suksesi sekunder terjadi jika  komunitas alami hanya rusak sebagian dan masih meninggalkan sisa  kehidupan sebelumnya, selanjutnya berkembang menjadi komunitas klimaks seperti awalnya. Sebagai contohnya suksesi areal hutan sesudah terjadi penebangan  hutan, kebakaran hutan, & penebangan hutan secara liar.

C. Tipe-Tipe Ekosistem

Hubungan antara komunitas dengan lingkungannya selanjutnya akan membentuk suatu ekosistem yang mana ekosistem merupakan sistem yang sifatnya dinamis sebab komunitas selalu mengalami perubahan dan beradaptasi sebagai tanggapan atas perubahan kondisi lingkungan. Beberapa tipe ekosistem yang ada di permukaan bumi antara lain meliputi : ekosistem darat, ekosistem perairan dan ekosistem buatan. Tipe ekosistem tersebut berdasarkan faktor biotik tertentu yang berada pada lingkungan abiotik tertentu.

1. Kelompok ekosistem perairan (akuatik)

Pada ekosistem perairan terdiri atas ekosistem air tawar dan ekosistem laut. Contoh ekosistem air tawar meliputi kolam, sungai, danau, rawa, rawa gambut. Sedangkan untuk ekosistem laut adalah hutan bakau, rawa payau, estuari, pantai berpasir, pantai berbatu, laut dangkal dan juga laut dalam.
Ekosistem perairan berdasarkan cara hidup organisme dibedakan menjadi 5 macam, antara lain terdiri dari:
a. Bentos merupakan suatu organisme yang hidupnya merangkak di dasar perairan, misalnya saja ketam dan cacing air.
b. Nekton merupakan suatu organisme yang hidupnya bebas berenang secara aktif yang bergerak kesana kemari, misalnya saja ikan.
c. Neuston aalah organisme yang hidupnya di permukaan perairan, misalnya saja tumbuhan eceng gondok, dan laba-laba air.
d. Plankton merupakan organisme yang hidupnya melayang-layang dan ikut dengan arus air bergantung intensitas cahaya, misalnya saja alga.
e. Perifiton, merupakan organisme yang hidupnya menempel di benda-benda yang ada di lingkungan air, misalnya saja lumut dan alga.

a. Ekosistem air tawar
Ciri - ciri ekosistem air tawar secara umum adalah sebagai berikut.
1) Salinitas (kadar garam) rendah, biasanya lebih rendah daripada kadar garam plasma sel organisme yang hidup di dalamnya.
2) Kondisi lingkungannya dipengaruhi oleh adanya iklim dan cuaca.
3) Variasi suhu antara suhu di permukaan dengan suhu di dasar sangat rendah, relatif sama.
4) Penetrasi cahaya di perairan kurang.

Secara fisik dan biologi, ekosistem air tawar adalah perantara ekosistem darat dan ekosistem laut. Organisme laut yang pindah ke lingkungan air tawar, ada yang melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan payau, yaitu organisme yang berada di muara sungai, ada yang sepanjang hidupnya pulang balik dari laut ke air tawar, ada juga yang adaptasi di antara air tawar dan darat, yaitu pada wilayah tepi sungai, kolam, dan tempat yang lembab. Pengelompokan ekosistem air tawar berdasarkan intensitas cahaya yang diterimanya dapat digolongkan menjadi litoral, limnetik, dan profundal.
zona ekosistem air tawar

Berdasarkan pada aliran airnya, ekosistem dapat dibedakan menjadi ekosistem lotik yang mana airnya mengalir, misalnya saja sungai. Dan ekosistem lentik yang airnya tidak mengalir misalnya pada danau dan kolam. Penyesuaian diri organisme yang hidup di air tawar dalam usaha utk mengatasi kadar garam yang lebih rendah yaitu dengan mengeluarkan banyak urin, sedikit minum karena air diabsorbsi lewat kulit secara osmosis, dan garam mineral diabsorbsi melalui insang.

b. Ekositem laut
Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut.
  1. Mempunyai salinitas tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.
  2. NaCl adalah yang mendominasi mineral ekosistem laut sampai dengan 75%.
  3. Iklim dan cuaca tidak terlalu mempengaruhi terhadap ekosistem laut.
  4. Mempunyai variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.
Kira - kira 2/3 luas permukaan bumi adalah berwujud lautan. Wilayah ekosistem laut sangat terbuka oleh karenanya cahaya matahari sangat besar pengaruhnya terhadap ekosistem. Daya tembus cahaya matahari ke laut terbatas, sehingga dengan demikian ekosistem laut terbagi dalam dua wilayah, yaitu daerah laut yang masih bisa ditembus oleh cahaya matahari, disebut dengan nama daerah fotik, daerah laut yang gelap gulita, disebut dengagn nama daerah afotik. Diantara keduanya daerah tersebut terdapat adanya daerah yang remang - remang cahaya yang disebut sebagai daerah disfotik. Pengelompokan ekosistem laut berdasarkan jarak dari pantai dan kedalamannya dapat dibedakan menjadi zona litoral, neritik, dan oseanik . Secara vertikal kedalaman dapat dibedakan menjadi: epipelagik, mesopelagik, batio pelagik, abisal pelagik  dan hadal pelagik.
Pembagian zona laut

1 ) Zona litoral (kelompok ekosistem pantai)

Terdapat beberapa macam zona litoral, antara lain adalah seperti yang berikut ini :

a) Ekosistem estuaria, adalah terdapat di wilayah pertemuan antara sungai dan laut. Ciri estuaria yaitu airnya payau dan vegetasi di dominasi oleh tumbuhan bakau. Berdasarkan pada salinitasnya estuaria dibedakan menjadi oligohalin yang kadar garamnya rendah (0.53%), mesohalin mesohalin mempunyai kadar garam sedang (3-17%), dan polihalin mempunyai kadar garam yang tinggi di atas 17%.

b) Ekosistem pantai pasir, adalah zona litoral yang terkena deburan ombak secara terus-menerus dan terpaan dari cahaya matahari selama 12 jam. Vegetasinya membentuk formasi prescaprae dan formasi baringtonia, sebagai suatu unit vegetasi yang terbentuk karena habitatnya dan diberi nama sesuai dengan nama vegetasi yang mendominasi. Pada formasi prescaprae didominasi oleh vegetasi Ipomoea pescaprae, tumbuhan lain yang hidup pada zona ini yaitu Vigna, Spinifex littorius (rumput angin), Crinum asiaticum (bakung) dan Euphorbia atoto. Formasi baringtonia didominasi oleh vegetasi Borringtonia. Tumbuhan lain yang ada antara lain adalah Callophyllum, Hernandia, Hibiscus tiliaceus, Terminalia dan Erythrina. Adapun hewan pada ekosistem pantai pasir kebanyakan hidup di dalam pasir, sebagai contohnya kepiting kecil.

c) Ekosistem pantai batu, adalah wilayah pantai yang mempunyai air jernih & berbatu. Daerah ini banyak dihuni hewan coelenterata, moluska, krustase dan tumbuhannya adalah alga bersel tunggal, alga hijau, dan alga merah.

2 ) Zona laut dangkal (Neritik). Neritik, merupakan zona yang masih bisa ditembus oleh cahaya matahari hingga ke dasarnya. Di daerah tersebut plankton, nekton dan bentos bisa hidup secara baik. Contoh zona laut dangkal yaitu ekosistem terumbu karang yang mana ekosistem terumbu karang hanya bisa tumbuh di dasar perairan yang jernih. Terumbu karang terbentuk dari kerangka Coelenterata. Organisme yang hidup yaitu dari Alga, Porifera, Coelenterata, beraneka jenis ikan & udang.

3) Zona  oseanik. Adalah zona ekosistem laut lepas yang kedalamannya tidak bisa ditembus oleh cahaya matahari sampai ke dasar, sehingga pada bagian dasarnya gelap. Sebagai akibatnya bagian air dipermukaan tidak bisa bercampur dengan air dibawahnya, hal tersebut disebabkan ada perbedaan suhu. Batas dari kedua lapisan air itu disebut daerah Termoklin, pada zona ini banyak ikannya.

2. Ekosistem darat (Terrestrial)

Pada ekosistem darat yang mempunyai tipe struktur vegetasi dominan dalam skala yang luas disebut bioma. Yang mempengaruhi penyebaran bioma adalah iklim, letak geografis, garis lintang dan ketinggian letak dari permukaan laut. Berdasarkan pada posisi geografis, iklim, garis lintang dan juga ketinggian letak dari permukaan laut, bioma dibedakan menjadi:

a. Bioma gurun. Merupakan bioma yang terletak dibelahan bumi sekitar 20°-30° lintang utara dan lintang selatan atau di daerah tropika yang berbatasan dengan bioma padang rumput. Adapun untuk ciri-ciri bioma gurun antara lain meliputi:
  • Curah hujan rendah, yaitu 25 cm per tahun.
  • Pancaran cahaya matahari sangat terik, penguapan tinggi, dan suhu pada saat siang hari bisa mencapai 40°C pada musim panas.
  • Perbedaan antara suhu siang dan malam hari sangat besar. Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus, sukulen, dan beraneka macam belukar akasia yang berduri. Hewan yang menghuni daerah gurun pada umumnya adalah serangga, hewan pengerat, ulat dan kadal. Sebagai contoh bioma gurun yaitu Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di Amerika.
b. Bioma padang rumput. Untuk bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika hingga ke sub tropika. Adapun untuk ciri-ciri bioma padang rumput antara lain meliputi.
  • Curah hujan antara 25 - 50 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur.
  • Vegetasi yang mendominasi pada bioma padang rumput adalah rerumputan. Rumput yang ada pada bioma padang rumput relatif basah. Ukurannya dapat mencapai tiga meter, misalnya rumput Bluestem dan Indian Grasses. Rumput yang tumbuh di bioma padang rumput kering, ukurannya pendek-pendek, misalnya rumput Grana dan Buffalo Grasses. 
  • Hewan pada bioma padang rumput yaitu bison, Zebra, kanguru, singa, harimau, anjing liar, ular, rodentia, dan belalang serta burung . Sebagai contoh bioma padang rumput antara lain: Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan, Asi a dan Indonesia (Sumbawa).
c . Bioma hutan gugur
Secara umum terdapat di sekitar wilayah subtropik yang mengalami pergantian musim panas dan musim dingin. Hutan gugur juga ada diberbagai pegunungan pada daerah tropis. Adapun ciri-ciri bioma hutan gugur antara lain:
  • Curah hujan sedang, yaitu antara 75 -150 cm per tahun.
  • Mengalami 4 musim, yaitu musim panas, musim gugur, dan musim dingin serta musim semi.
  • Tumbuhannya mempunyai menggugurkan daunnya pada musim gugur. 
  • Vegetasinya adalah pohon Maple, Oak, Beech, dan Elm.
  • Hewan yang menghuni secara umum antara lain Rusa, Beruang, Raccon, Rubah, Bajing, dan Burung Pelatuk. Untuk contoh bioma hutan gugur adalah Kanada, Amerika, Eropa dan Asia.
d. Hutan hujan tropis. Pada bioma ini terdapat di daerah khatulistiwa dengan temperatur suhu yang tinggi yaitu sekitar 25°C. Ciri-ciri hutan hujan tropis adalah sebagai berikut.
  • Curah hujan bioma hutan hujan tropis cukup tinggi, yatu sekitar 200-225 cm per tahun.
  • Tumbuhannya berukuran tinggi & juga rimbun membentuk tudung yang menyebabkan dasar hutan menjadi gelap dan basah.
  • Tumbuhan khas, ialah liana dan epifit. Contoh liana adalah rotan sedangkan epifit adalah anggrek.
  • Vegetasinya didominasi oleh tumbuhan yang aktif melakukan fotosintesis, misalnya jati, meranti, konifer, dan keruing.
  • Hewannya didominasi oleh aneka kera, babi hutan, burung, kucing hutan, bajing dan juga harimau. Contoh bioma hutan hujan tropis yaitu hutan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua, dan Brasil.
e . Bioma taiga. Pada bioma ini terdapat di daerah utara hutan gugur subtropis dan pegunungan tropis. Ciri-ciri bioma taiga yaitu seperti yang berikut ini:
  • Curah hujan sekitar 35 cm per tahun.
  • Bioma yang pada umumnya hanya terdiri atas satu spesies pohon, yaitu konifer (pinus).
  • Masa pertumbuhan flora pada musim panas antara 3 sampai 6 bulan.
  • Suhu di musim dingin sangat rendah, dan mengalami musim dingin yang panjang.
  • Vegetasinya Sprice (Picca), Alder (Alaus), Birch (Berula) dan Junipce (Juniperus).
  • Hewan pada bioma taiga yaitu moose, beruang hitam, serigala dan morten. Contoh bioma taiga yaitu yang ada di Amerika Utara & dataran tinggi diberbagai wilayah.
f . Bioma tundra. Pada bioma ini terdapat di belahan bumi utara di dalam lingkaran kutub utara yang disebut Tundra artik dan di puncak gunung disebut Tundra alpin. Untuk ciri-ciri bioma tundra antara lain sebagai berikut.
  • Curah hujan berkisar 10 cm per tahunnya.
  • Iklim pada bioma tundra yaitu iklim kutub dengan musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang terus menerus.
  • Tidak terdapat pohon yang tinggi, misalnyapun ada terlihat tebal seperti semak.
  • Tumbuhan semusim biasanya berbunga dengan warna yang mencolok dalam masa pertumbuhan yang pendek. 
  • Vegetasinya Spaghnum, lumut kerak, dan perdu.
  • Hewan untuk bioma tundra adalah Muskox, rusa kutub, kelinci, serigala, rusa dan domba.

3. Ekosistem buatan

Pengertian ekosistem buatan yaitu suatu ekosistem yg dibuat oleh manusia dapam upaya untuk memenuhi kebutuhannya.
  • Bendungan. Merupakan suatu ekosistem buatan yang berupa bangunan penahan atau penimbun air untuk berbagai kebutuhan, contohnya untuk irigasi, pembangkit listrik.
  • Hutan tanaman industri. Hutan yang dengan sengaja ditanami dengan berbagai jenis tanaman industri. Jenis tanaman yang bisanya ditanam antara lain: jati, pinus, mahoni, rasamala, dan damar.
  • Agroekosistem. Termasuk dalam ekosistem buatan yg berupa ekosistem pertanian, Sebagai contohnya yaitu sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah rawa, sawah pasang surut, perkebunan (teh, kopi kelapa sawit, dan karet), kolam tambak, dan ladang, serta pekarangan.
Selengkapnya pelajaran biologi kelas X ada di >> Rangkuman Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10

Demikianlah artikel biologi yang berjudul Ekosistem (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10) yang semoga bermanfaat. Terimakasih.

Artikel www. Aanwijzing.com : Ayo membaca...!!! Lainnya :

Copyright © 2016 Aanwijzing.com | Google.com | Google.co.id | Design by Bamz | Powered by Blogger.