Budidaya Buncis/ Ucet : Syarat Tumbuh, Cara Menanam, Hama dan Penyakit Tanaman Buncis


Artikel yang terkait dengan judul :Budidaya Buncis/ Ucet : Syarat Tumbuh, Cara Menanam, Hama dan Penyakit Tanaman Buncis

Budidaya Buncis/ Ucet : Syarat Tumbuh, Cara Menanam, Hama dan Penyakit Tanaman Buncis ✓ Merupakan sejenis polong-polongan yang bisa dikonsumsi sebagai sayuran yang kaya akan protein dan vitamin. Budidaya untuk menanam dapat dilakukan dengan memperhatikan berbagai hal. Artikel ini akan mengulas mengenai asal tanaman buncis, syarat tumbuhnya, cara menanam buncis, hama dan penyakit yang menyerang dan panen buncis. Ayo kita belajar bersama mengenai budidaya buncis.

Budidaya Buncis/ Ucet : Syarat Tumbuh, Cara Menanam, Hama dan Penyakit Tanaman Buncis

Budidaya Buncis

Datar Isi

1. Asal dan Persebarannya
2. Syarat Tumbuh Tanaman Buncis
3. Cara Menanam Buncis
4. Hama dan Penyakit Tanaman Buncis

Asal dan Persebarannya

Tanaman buncis adalah berasal dari daratan Amerika Tengah, pada daerah tersebut juga masih ditemukan jenis liarnya (P. coccineus). Bentuk yang biasa dikonsumsi untuk sayuran buncis yaitu dalam bentuk polong muda,  biji kering, kecambah atau toge, dan daun mudanya.

Syarat Tumbuh Tanaman Buncis

Tanaman buncis adalah merupakan tanaman daerah subtropis panas. Tanaman tersebut bisa beradaptasi pada daerah tropis hingga pada ketinggian 1.000 m DPL. Pembentukan polong terjadi dalam keadaan yang normal jika temperatur suhunya pada siang maksimal 30 derajat Celcius. Di daerah dataran rendah, pembentukan polong dan pengisian buah terjadi secara lambat dan hasil memproduksi panennya memiliki kualitas yang kurang baik. Pada polong yang masih muda, gizi yang terkandung di dalamnya cukup tinggi. Polong yang segar mempunyai kandungan Ca, Fe dan vitamin C.  Sedangkan untuk bijinya yang masih muda banyak mengandung Ca, Fe dan juga vitamin C.

Terdapat dua tipe tanaman buncis berdasarkan sifat pertumbuhannya yaitu 1). tanaman buncis yang merambat dan 2). tanaman buncis yang tegak atau pendek. Pada tipe yang merambat tanaman buncis bisa mencapai panjang 1,8 sampai 2,4 meter,  sedangkan untuk tipe yang kedua yaitu tipe tegak hanya mencapai 30 sampai 45 cm. Pada buncis tegak,  berdaun trifoliata,  bunganya mempunyai warna putih dan kadang-kadang berwarna biru/ ungu,  polongnya panjang dan lebar, lurus dan kadang-kadang agak bengkok. Untuk ukuran polongya adalah beragam, dan demikian juga untuk warna bijinya.

Di dalam biji buncis kering terdapat kandungan gizi untuk setiap 100 gram yaitu air sekitar 10 ml, protein 24 gram, lemak 1,7 gram, karbohidrat 57 gram, serat 4 gram, kalsium 110 mg, besi 8 mg,  tiamin 0,5 mg,  riboflavin 0,2 mg dan nicotinamide 2 mg. Polong buncis yang masih muda bisa disayur setelah dimasak terlebih dahulu, sedangkan untuk yang sudah kering bijinya bisa juga dilakukan penggorengan sebagai cemilan.

Cara Menanam Buncis

Tanaman buncis membutuhkan pupuk organik yang cukup banyak terutama untuk pupuk kandang yang telah di lakukan dekomposisi atau telah dimasak terlebih dahulu yang hancur bersama dengan tanah. Tanah yang asam untuk tanaman buncis tidak cocok, hal ini disebabkan oleh karena bisa mengganggu terhadap pertumbuhan bintil akar. Tanaman buncis memerlukan drainase yang cukup baik. Sebelum biji dilakukan penanaman, alangkah baiknya dicampur dengan insektisida terlebih dahulu, kemudian dilakukan penanaman langsung di bedengan. Untuk tipe tanaman buncis yang tegak, jarak tanam adalah 30-40 cm antar tanaman dan 40-50 cm antara barisan. Sedangkan untuk jenis buncis yang merambat memakai barisan ganda 60-70 cm antara barisan dan 20-30 cm dalam barisan dengan jarak bedengan 75 cm. 

Sebelum menanam tanaman buncis sebaiknya diberi pupuk phospat yang merupakan pupuk dasar. Campuran antara pospat dengan potasium bisa diberikan pada waktu tanaman mencapai umur 2-3 Minggu setelah tanam. Jika tanah kurang unsur N maka bisa diberikan pupuk amonium sulfat (pupuk ZA). untuk setiap lubang tunggal biji, ditanam 2 butir dan sesudah tumbuh kemudian diberi anjir atau lanjaran.

Biji buncis pada umumnya akan muncul pada permukaan setelah satu minggu ditanam,  namun jika temperatur/ suhunya rendah maka munculnya akan lebih lambat yaitu sekitar 2 minggu. Umur berbunga beragam antar varietas karena adanya temperatur atau adanya perbedaan panjang hari, tetapi biasanya berkisar antara 28 sampai dengan 42 hari. Untuk waktu pengisian polong adalah sekitar 23 sampai 50 hari lalu polong akan menjadi masak pada umur 65 sampai 150 hari. Panen polong buncis yaitu dilakukan pada saat polong buncis masih muda yang dipakai untuk sayuran. Frekuensi panen bisa dilakukan setiap 3 sampai dengan 4 hari sekali. Untuk bibit nantinya biasanya polong dipanen yaitu setelah warna kulitnya menjadi berwarna coklat. Panen polong muda bisa mencapai 5 ton per hektar, biji kering sekitar 1,3 ton per hektar.

Hama dan Penyakit Tanaman Buncis

Penyakit yang biasa menyerang tanaman buncis yaitu cacar berselaput, busuk akar, cacar biasa, embun tepung, karat dan antraknos. Sedangkan untuk hama pada tanaman buncis yaitu nematoda, kumbang, penggerek, Bruchus spp., lalat bean.
Adapun yang biasa menyerang adalah tungau merah, lalat polong, dan ulat penggerek batang.

Tanamaman buncis bisa dilakukan pemanenan untuk polong muda adalah 6 sampai dengan 8 minggu setelah tanam, sedangkan untuk polong tua adalah 10 sampai dengan 12 minggu setelah penanaman. Proses panen buncis dilakukan secara bertahap.

*) SEMUA ARTIKEL TENTANG BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN ADA DI : Macam-Macam Contoh Budidaya Tanaman Sayuran

Artikel Hortikultura lainya:
1. Budidaya Bawang Putih
2. Budidaya Bawang Merah
Demikianlah artikel tentang budidaya tanaman yang berjudul Budidaya Buncis/ Ucet : Syarat Tumbuh, Cara Menanam, Hama dan Penyakit Tanaman Buncis di Aanwijzing.com yang semoga bermanfaat. Terimakasih.

Artikel www. Aanwijzing.com : Ayo membaca...!!! Lainnya :

Copyright © 2016 Aanwijzing.com | Google.com | Google.co.id | Design by Bamz | Powered by Blogger.